Monday, November 19, 2007

Tepuklah pundak karyawan anda....

Karyawan adalah juga manusia, jadi sejauh mana kita bisa memanusiakan karyawan, sebesar itu pula loyalitas seorang karyawan kepada perusahaan. Menyambut workshop mengelola karyawan sabtu besok, ada keinginan untuk berbagi pengalaman bagaimana saya mengelola karyawan, semoga bisa saling menginpisrasi.

Mulanya saya adalah seorang karyawan pada sebuah perusahaan swasta nasional, beberapa kali pindah bagian yang otomatis juga beberapa kali bertemu berbagai tipe atasan. Sehingga dengan pengalaman sebagai seorang karyawan membuat saya mudah untuk berempati kepada para pegawai.

Berikut beberapa kilasan ingatan mengelola karyawan ;

1. Meminta tanpa memerintah
bagaimana perasaan anda kepada seorang karyawan yang melaksanakan tugas setengah hati?, apa yang kita pikirkan terhadap karyawan yang santai sementara pekerjaan menumpuk.
Ketika meminta sesuatu kepada karyawan alangkah baiknya kita lihat dulu situasi dan kondisinya, apakah memang sang karyawan tersebut bisa kita beri order. Ada cara hebat meminta seorang karyawan tanpa kita harus memerintahkan secara langsung. Begini caranya, ketika ada satu pekerjaan yang menumpuk, hampiri dia, kita ajak diskusi mengenai kondisi perusahan yang amat membutuhkan tenaga dan pikirannya, lalu secara perlahan kita arahkan bagaimana dia harus bisa menyelesaikan yang memang menjadi pekerjaannya.
Contohnya seperti ini, ‘ don, saya di target sama perusahaan untuk segera menyelesaikan laporan pekerjaan pekan kemarin segera, menurut kamu bagaimana ya?’
Kalau sang karyawan peka pasti jawabnya seperti ini ‘ oh ya pak hari ini akan saya selasaikan laporan keuangannya, nanti sore saya serahkan ke bapak’. Nah, kalau kita sudah ngomong begitu tapi karyawan kita masih bengong.... pecat ajah...:)

2. Curhat
Salah satu obat menghilangkan stress adalah dengan melakukan curhat kepada orang lain. Begitu juga dengan karyawan kita, mereka membutuhkan pelampiasan gundah gulana, permasalahan pekerjaan dan lain sebagainya.
Kami sengaja menggaji karyawan tidak dengan transfer, namun kami berikan cash, kenapa?, karena kami gunakan pembagian gaji tersebut sebagai ajang curhat karyawan secara pribadi. Selain curhat seluruh karyawan setiap bulan dan acara outing tiap tahunnya. Biasanya setiap tanggal 25 satu persatu karyawan saya panggil keruangan. Di situ akan bermunculan berbagai masalah, dari masalah bagian keuangan yang seret ngalirnya, sampai masalah anak yang sakit.

3. bahasa yang lebih ‘empuk’
coba anda bandingkan ‘rasa’ dari beberapa perintah berikut ini,
a. ‘ hei kamu ke ciputatnya naik motor aja, jangan pake mobil ntar boros !’
b. ‘eh, ruangan teknisi ini kotor sekali seh, emang gak ada penghuninya ya?’
c. ‘ mas untuk ke ciputatnya nanti pakai motor aja ya biar cepat,sekarang khan musim macet ya...?’
d. ‘ teman-teman, enak kali ya kalau ruangan teknisi ini bersih, siapa yang hari ini kosong, bisa ya beres-beres...?’

saya sering mengistilahkan kata-kata yang semacam c & d dengan bahasa yang ‘empuk’, karena lebih nyaman didengar telingga. Kadang kita apabila sedang emosi sering terlepas kata-kata yang didengar orang lain itu menusuk hati. Ugh.
Namun jika hal ini sudah menjadi terbiasa, maka kita akan selalu bisa mengontrol apa yang keluar dari mulut kita.

4. Hargai kemanusiaannya
manusia itu punya hati dan perasaan, untuk memggugah kreatifitasnya tidak bisa dengan menjatuhkan harga dirinya. Ambil potensi anak buah kita dengan memaksimalkan posisinya sebagai manusia terhormat. Biasanya setiap sore saya keluar ruangan, apabila ada yang pulang dari lapangan saya selalu menanyakan dari pelanggan apa, bagaimana progress pekerjaannya, apakah ada kendala, apa ada cerita lucu, dan sebagainya, setelah mereka menceritakan kondisi lapangan, saya selalu katakan, sip, ok, good job, hebat ente, sambil saya tepuk pundaknya beberapa kali

5. Akrab dengan karyawan
Sabtu kemarin satu karyawan saya, belum berhasil dalam suatu pekerjaannya, dimulai dari sore hingga jam dua pagi, belum berhasil mengarahkan ke satelit. Siang harinya ketika dia mulai kerja lagi, saya telepon dan saya katakan, ‘ wan, ane yakin ente pasti bisa, khan kemarin ente berhasil naikan satu lokasi?, coba di lihat lagi pelan-pelan apakah ada yang kurang parameternya, kalau perlu ente sholatin tuh antena..  ‘. Alhamdulilah sorenya dia sudah dilokasi lain untuk antena berikutnya.
Lain waktu saya datangi meja salah seorang karyawan yang terlihat santai, sambil duduk dikarpet, kita ngobrol apa ajah dari masalah keluarga, anak, hingga masalah yang sedang hangat saat ini.

6. masalah gaji
Tak bisa dipungkiri bahwa salah satu motivasi orang bekerja adalah untuk mendapatkan uang. Sebelumnya saya ingin mengatakan bahwa pada umumnya kebutuhan mausia itu akan mengikuti besarnya pendapatan yang didapatnya.
Itulah kenapa orang yang bergaji dibawah 1 juta perbulan masih bisa tertawa lepas, sebagaimana orang yang bergaji diatas 10 juta. Tergantung bagaimana seseorang tersebut memandang dan mengelola keuangannya.
besarnya gaji tidak secara mutlak mempengaruhi loyalitas seseorang. Saya berpikir justru kenyamanan dan keamanan bekerja menjadi unsur yang terpenting dari seorang karyawan.

7. managemen kekeluargaan
Alhamdulillah dari awal kami berdiri prosentase pegawai keluar boleh dibilang dibawah 10 %, itupun yang keluar bukan karyawan kunci. Satu tahun yang lalu ada seorang karyawan kunci memberitahu bahwa ada tawaran pekerjaan yang gajinya lebih tinggi. Awalnya kami khawatir, kalau dia keluar bisa bahaya, karena dia memegang kendali atas perwakilan kita diseluruh indonesia. Saya bilang sama teman, gimana kalau kita naikkan gajinya?, tidak kata teman bisnis saya, biar saja dia memilih, alhamdulillah ternyata dia memilih tetap bersama kami. Ini karena dia melihat adanya kekeluargaan yang hangat di sini.

Keluarnya seorang karyawan memang memusingkan kita, namun harus diingat itu adalah sebuah konsekuesni kita sebagai seorang pengusaha. Kita harus siap untuk itu.

Mungkin itu aja dulu sharingnya, masih banyak sebenarnya, Cuma sepertinya harus berhenti dulu. Pekerjaan lain sudah menunggu.
* widoyo2016.blogspot.com *

Thursday, November 1, 2007

BERBAGI DALAM BISNIS


Kemarin sore sambil pulang saya dengerin Smart FM, kebetulan sore itu sedang dibahas bisnis stock option oleh pakarnya yaitu pak Abraham Lembang, banyak hal yang ku tahu dari talk show tersebut, namun ada satu hal yang ku ingat dan sangat mengena, justru bukan masalah stok option, bahwa dalam bahasa mandarin huruf-huruf yang merangkai kata serakah dan miskin itu mirip sekali, jadi kalau mau kaya janganlah serakah, begitu kira kira pesan beliau.

Memang hal itu banyak diajarkan dalam kaidah-kaidah bisnis, dalam Islampun di berlakukan azas berbagi melalui banyak jalan dengan berbagai istilah dan pemahamannya, dari zakat hingga wakaf.

Saya jadi ingat dengan kejadian yang belum bisa terlupakan dalam memori otak ini, bagaimana cerita seorang TDB (pekerja) yang beralih kuadran menjadi TDA (pengusaha), dalam hitungan 2 tahun bisa membukukan sebuah proyek milyaran, namun dalam tahun ketiga orang tersebut mengadu dengan berbagai hutang yang ada di mana-mana, padahal saya tahu bahwa dengan pengelolaan yang baik maka keuntungan dari bisnis tersebut akan berjumlah ratusan juta. Karena saya ikut mengawal proyek tersebut sampai satu bulan sebelum di tanda tanganinya kontrak.

Kenapa antiklimaksnya kok cepat sekali ya ?, analisa saya terhadap kasus diatas adalah karena pengelolaan yang tadinya dua orang lalu diambil sendiri oleh salah seorang diantara mereka, yang mengambil risiko dan keuntungan itu adalah orang yang saya ceritakan diatas. Ada keinginan untuk untung besar, bukankah kalau berdua berarti harus berbagi keuntungan.
jadinya tidak ada yang bisa mengerem saat pengeluaran uang begitu derasnya, dan tidak ada tempat untuk berbagi kendala.

Saya sendiri saat ini sedang menikmati kebersamaan dalam mengelola bisnis yang kami bangun sejak 2002 lalu.

Setelah merenung dan berpikir ternyata memang banyak keuntungan saat kita berbisnis dengan berpartner. Berikut saya mau berbagi, keuntungannya kalau kita berpartner dalam berbisnis. Sila simak,

Satu,
Kita bisa saling melengkapi kekurangan, dan ini terbukti ketika saya memberi second opinian untuk mempertahankan seorang karyawan yang akan dipecat karena suatu kesalahan, ternyata saat ini karyawan tersebut menjadi andalan kita.

Dua,
Sinergi relasi, kadangkala kita membutuhan sesuatu yang itu ada di kepala partner kita, atau sebaliknya kita bisa memberikan masukan akan calon-calon pelanggan potensial.

Tiga,
Melemaskan otot otak, maksudnya apa ?, Pasti itu yang ada dipikiran anda…?
Tanya dech, kesemua orang yang berbisnis, pasti sering stress memikirkan banyak hal, mulai dari taguihan yang belum cair, kelakuan pegawai yang mengkhawatirkan, gajian yang harus di bayarkan, dan banyak hal yang memang menjadi konsekuensi seorang pengusaha (tapi kalau sudah biasa, jadi kebal kok…)
Untuk merelaksasikan otak, perlu sarana untuk berbagi, dan dengan partner bisnislah hal ini bisa dilakukan. Sehingga neuron-neuron dalam otak kita bisa lebih nyaman.

Empat,
Berbagi tangung jawab, lebih focus pada satu pekerjaan akan memaksimalkan hasil, itu kaidah yang saya ambil dengan berjalannya bisnis selama ini. Dengan berpartner kita bisa berbagi tanggung jawab, seperti saat ini saya hanya menangani masalah teknis dan SDM, sedangkan mengenai keuangan dan administrasi dipegang kawan saya. Bukan berarti lepas lho, kita selalu berdiskusi untuk masalah-masalah yang timbul.

Lima,
Mempertinggi kans bisnis untuk terus eksis dan maju, dengan berpartner maka makin banyak yang berkeinginan usaha ini maju. Misalnya kita berpartner tiga orang ( ini yang saya sarankan, tidak lebih!, Nanti saya bahas), maka yang akan memohon kepada Allah, sang pemberi rezeki adalah minimal enam orang (yang sudah beristri ya), belum kalau kita punya anak. Belum lagi kalau masing-masing kita banyak berderma kepada orang yang selalu mendoakan untuk kemajuan usaha kita. Wuih, pokoknya banyak dech yang berkepentingan untuk kemajuan bisnis kita.

Diatas adalah idealitas berpartner dalam bernisnis, bukan berarti single fighter itu tidak bagus lho, banyak juga kok kebaikan dalam berbisnis sendirian, mungkin karena pengalaman saya bagus dalam berpartner jadi itu yang bisa saya tulis.

Tapi ingat keberhasilan bisnis berpartner ada pada TRUST...., betul, kepercayaan!, lihat tulisan saya sebelumnya mengenai TRUST, apabila rasa saling percaya sudah ternodai, maka yakin dech, bisnis tersebut tidak akan lama berjalan.

Kemudian selain TRUST, perlu juga adanya kesepahaman dalam menyikapi mengenai rezeki, karena rezeki itu tidak akan pernah tertukar dari satu orang ke orang lain. Masing-masing sudah ada takarannya. Sudah ada rekeningnya di ‘lauhil mahfudz’ sana. Jadi gak perlu panik ketika orang lain mendapat harta berlebih dari kita. Widoyo2016.