Tuesday, June 22, 2010

Hari Ultah si Kembar ( by Nuha, 8 thn)

Lina dan lisa adalah anak kembar, mereka selalu rukun ketika sedang bermain. Ketika hari Sabtu sepulang sekolah mereka sedang bermain boneka, Lalu mama memanggil mereka berdua untuk makan siang papa sudah menunggu di ruang makan sejak lama.

Lina dan Lisa memakan makanan dengan sangat lahap sekali. Lalu papa berbicara kepada Mama, Lina dan Lisa. Papa berbicara tentang hari liburan kata papa hari Minggu kita akan pergi ke kebun binatang, Lina dan Lisa sangat senang mendengar perkataan papa.

Ketika hari Minggu mereka pergi ke kebun binatang. Mereka melihat jerapah, kuda,komodo, buaya, monyet, burung yang bermacam-macam,kucing anggora, macan, singa ,dan lain-lain. Ketika mereka melihat kucing anggora mereka sangat ingin memelihara kucing anggora itu. Tetapi kata papa tidak boleh, bolehnya Cuma melihat saja. Lalu mereka pulang ke rumah dengan muka sedih.

Ketika sampai mereka langsung menonton televisi,lalu mereka tidur siang. Ketika hari kamis, tanggal 19 februari mereka yaitu si Lina dan Lisa berulang tahun. Untung hari ini libur sekolahnya. Papa memberi mereka kalung, Mama memberi mereka boneka Barbie, paman memberi mereka jam tangan, tante memberi mereka kucing angora dan kandangnya, oma memberi mereka sepatu, opa memberi mereka sandal,Riana memberi mereka tempat pensil, ia adalah teman Lina dan Lisa. Dan masih banyak lagi yang memberi mereka hadiah.

Mereka sangat senang sekali dengan hadiah yang di berikan tante. Lalu mereka mengurus kucing angora itu , kucing angora itu sangat di sayangi oleh mereka berdua itu. Setiap pagi-pagi mereka selalu membeli makanan untuk kucing angora itu. Kucing angora itu mereka beri nama Linda.

Ketika waktu hari libur mereka mengeluarkan Linda untuk di ajak bermain dan membersihkan kandang nya, Linda juga suka di mandiin oleh mereka. Lalu mama membelikan kucing anggora lalu mereka namai Rendi. Tidak lama kemudian mereka melahirkan satu ekor kucing, lalu mereka namai Lia, Lalu Linda melahirkan lagi ,melahirkan lagi, melahirkan lagi dan akhirnya banyak. Kata Mama sebagian di jual dan sebagian lagi tidak di jual. Dan mereka senang sekali.

kemana hendak kau sandarkan...?


Allah itu maha adil dan maha menepati janji, sangat mengherankan apabila manusia yang meragukan hal tersebut.

Salah satu janji Allah adalah bahwa sesaat setelah ruh di tiupkan ke janin, Allah sudah menetapkan siapa nanti jodohnya, kapan dan dimana kita akan mati, dan seberapa banyak rezeki yang akan di terima.
Setidaknya begitulah pesan nabi dalam sebuah haditsnya. Sebagai manusia yang penuh keterbatasan, sudah selayaknya kita memasrahkan segala sesuatu kepada Allah. Karena di tanganNyalah semua berjalan.

Tawakal yang di barengi dengan ikhtiar yang maksimal.
Coba kita tengok sejarah, bagaimana siti hajar berlari mencari air antara shofa dan marwa, kalau Allah mau bisa saja secara langsung Allah munculkan sumber air untuk mereka berdua. Namun disini Allah ingin melihat sebuah ikhtiar dari siti hajar, Allah membutuhkan sebab manusiawi, sebuah usaha, sehingga Allah keluarkan zam zam dari bawah kaki ismail.

Tengok juga kisah bunda Maryam ketika dia melahirkan nabi Isa, Allah memerintahkan maryam memukulkan kakinya ke pohon kurma, dan berjatuhanlah kurma2 itu, bukankah Allah tinggal memerintahkan kun fa yakun?, namun disini sekali lagi Allah ingin menunjukan bahwa dibutuhkan sebuah sebab yang masuk akal, dapat di jangkau nalar manusia untuk rezeki yang Allah berikan kepada manusia.
Maka tidak heran apabila kita melihat ada manusia yang sangat kaya, namun ada juga yang teramat miskin. Ada seorang yang jenius, namun ada juga manusia yang memiliki keterbatasan kecerdasan.
Ini semua ada sebabnya, manusia yang secara materi memiliki harta berlimpah itu karena dia bekerja keras, banyak memberikan sebuah sebab sehingga Allah menganugerahkan limpahan rezeki, seperti sahabat usman bin affan atau abdurahman bin auf.

tinggal bagaimana bagi setiap orang yang sudah memiliki takdir itu menyikapi posisinya, hal ini akan mempengaruhi tingkat kebahagiaan hidup.

Tidak selamanya orang yang berlimpah harta itu bahagia, dan tidak yang setiap yang miskin harta itu sengsara.

Kebahagiaan itu terletak di hati, sejauh mana kemahiran memanage hati, maka sejauh itu pula kebahagiaan tergenggam.