Tuesday, October 11, 2016

antara aku atau dia...














Diri kita mengenakan hijab syari dan kita menilai perempuan yang tiada berhijab sebagai ahli neraka.....
Kita melaksanakan secara teratur sholat lima waktu lalu kita mengatakan bahwa mereka yang tidak ke masjid tidaklah berhak masuk surga....
Alquran sudah menjadi keseharian kita dan kita menganggap kita lebih berhak masuk surga dibanding mereka yang tidak bisa membacanya....
Sedekah kita seluas samudra, infaq kita tiada terkira lalu kita menganggap mereka yg pelit jauh dibawah kita levelnya.....
Saudaraku...
*Siapakah yang berhak memasukan seseorang ke surga atau neraka ?*
Bukankah seorang perempuan ahli zina bisa masuk ke surga gegara memberi minum seekor anjing?
Bukankah ada pembunuh 100 manusia lalu dia masuk surga karena pertaubatannya...?
Bukankah ada seorang penghafal quran bisa mati dalam keadaan murtad?
Bukankah ada seorang ulama meninggal dalam keadaan minum khamar, membunuh anak kecil dan menzinai perempuan ?
Takdir baik atau tidak, terlihat di akhirnya....
Kawan....
Masuk surga....
Bukanlah karena amal kita yang sebesar bukit atau juga bukan karena pahala yang kita kumpulkan...
*Tetapi itu semua karena rahmat dan keridhoan Allah...*
hak prerogatif-Nya....!
Tiada pantas kita bersombong dengan amal-amal kita....
Kalau bukan karena kehendak Allah, tidak kuasa kita melakukannya....
🔅🔅🔅
Saudaraku......
Selagi nafas masih kita rasakan, masih ada asa untuk bertaubat
Selagi matahari masih dari timur, kita bisa bermunajat memohon ampunan-Nya
Bermohonlah keridhoan-Nya...
Memintalah jannah-Nya
Mintalah husnul khotimah pada-Nya. ...
akhir yang baik....

#ditulis29juni2016

cinta saja









Jika kau berlari kencang menuju jihad karena Allah
Mengapa kau bersedih jika tiada yg memujimu?
Jika kau bertekad menjadi hufazh karena Allah
Mengapa kau tidak bersemangat jika namamu tiada tanpak di prasasti?
Jika kau lillahi taala dalam berdakwah
Mengapa kau masih mengharap dunia ?
Jika infaqmu ingin menggapai ridho ilahi
Mengapa hatimu begitu gembira disebut diatas mimbar ?
Atas kuasa siapakah kau melakukan itu semua kawan ?
Segeralah istighfar....
Mintalah ampun atas lalaimu dalam ikhlas
Lepaskan semua....
Tiada usah kau buru egosentrismu....
Apakah tidak kuasa Allah membuatmu tidak melakukan itu semua ?
Takdirmu ada pada-Nya...
Bermohonlah Allah menitipkan cinta-Nya
secara senyap ke dalam dada...
Yang karenanya kita beramal
Diakhir ramadhan ini
Di sisa waktu yg ada
Di gelapnya malam mulia
Hanya....,
antara aku dan Dia....
Bercengkerama dalam indahnya cinta.....

#ditulis1juli2016

Ahad kemarin aku di kasih cash 200ribu sama Allah....

.












Gini ceritanya....
Pintu rumah yang depan kunci slotnya rusak...
Sebulan lalu sudah memanggil tukang untuk service dan juga sudah manggil teknisi dari unikey nya...
Dengan berbagai upaya akhirnya bisa di betulkan....
Namun kemarin ahad kejadian berulang...pintu tidak bisa di buka.... wah alamat bongkar pintu lagi nih...
Aku minta sama Allah khusyu supaya gak perlu panggil tukang lagi untuk buka pintu...
Alhamdulillah pintu bisa kebuka... dan ternyata kerusakan tetap di titik yang sama...
Dalam hati aku berkata...sudahlah aku beli lagi aja yang baru...
Waktu kejadian pertama sudah aku survei harga merk lain 200ribu.
Aku ambil obeng untuk ambil lempeng besi yang sisi ada lubangnya....
Ketika sudah aku buka...
ndilalah..., entah dari mana, muncul ide ke tukang besi aja untuk menghilangkan bagian yang menghalangi kunci.
Setelah dari tukang besi di potong dan gerinda, aku pasang dan kucoba....
Alhamdulillah masalah solving...istriku ikut memastikan agar tidak masalah lagi...
aku gak jadi beli yang baru....
Allah memberi cash 200ribu pagi itu.
Banyak cara Allah memberi rezeki pada hambaNya
Anda membaca pesan ini dalam kondisi sehat adalah rezeki
Anak-anak riang tertawa adalah rezeki
Orang tua kita menjemput masa tuanya dengan tenang adalah rezeki
Bisa tersadarkan agar kembali bekerja setelah terlalu lama membaca pesan2 di fb dan WhatsApp adalah rezeki
Yuk kita kerja lagi.....
Semoga hari hari anda selalu berkah....

#ditulis26juli2016

10 tahun kedepan akan lahir banyak abdurahman...









Pagi itu waktu subuh sekitar 10 menit menjelang. Suasana di hotel tempat saya menginap sdh banyak suara orang-orang yang berbicara di luar kamar...sudah pada bangun rupanya...
Benar saja... ketika kami keluar kamar sudah banyak teman2 yang bersiap ke masjid.
Memasuki lift pun sama, kita bertemu dengan yang juga mau ke masjid.
Dari survei semalam masjid terdekat adalah masjid raya bandung. Jaraknya sekitar 1 km.
Jadilah kita berombongan berjalan menyusuri jalan asia Afrika yang penuh dengan sejarah hebat indonesia.
Suasana itu mirip ketika kita mau sholat di masjidil haram mekah. Beramai ramai menuju masjid.
Sesampainya di masjid rupanya sudah banyak temen2 yang terlebih dahulu hadir di masjid. Subhanallah.
Kali ini aku sedang tidak ikut pertemuan organisasi islam atau sejenisnya. Tapi sedang mengikuti pertemuan para pengusaha yang tergabung di genpro. Subhanallah....
Pada tulisan saya sebelumnya, kaitan subuh di masjid dengan keberhasilan bisnis. Maka saya sangat optimis dalam jangka waktu 5 atau 10 tahun kedepan akan lahir banyak pengusaha besar di indonesia yang mengambil semangat filantropinya usman bin affan atau abdurahman bin auf.
Pengusaha yang tidak takut miskin dengan berinfak 50 % seperti umar ibnu chatab atau bahkan yang berani memberikan seluruh hartanya sebagaimana abu bakar assidiq.
Bukankah dalam waktu 10 tahun erdogan berhasil menyulap turki menjadi sekarang ini? Dan kita tahu beliau juga menyiapkan banyak pengusaha yang se visi dengannya.
Bukan sebuah kemustahilan jika kita bermimpi dalam 10 tahun kedepan indonesia akan sejajar dengan negara negara maju menjadi pengimbang kekuatan dunia seperti yang dilakukan turki saat ini.
Di pagi yang ini cerah...didepan masjid raya bandung yang indah, saya ucapkan selamat kepada genpro dan para pengusahanya....
Semoga Allah yang Maha Kuat mengizinkan dan memilih kita menjadi saudagar yang dapat menopang dakwah menuju kembalinya kejayaan peradaban islam. Amin....

#ditulis28juli2016

jika waktunya tiba
















Pagi ini aku berangkat kerja mengenakan batik yang bagus....
Kelak batik ini akan di sumbangkan karena yang punya sudah tiada...
Tadi subuh aku kemasjid mengenakan sarung kotak2 kesukaanku...
Suatu hari nanti akan di pakai anakku, mengenang abinya yang sudah mendahului....
Semalam aku tidur nyenyak di kamar bersama kekasih hati....
Entah kapan dia akan sendiri melihat langit-langit kamar mengenang kebersamaan yang indah....
Nanti siang, sore atau malam kita tiada tahu kapan izrail kan menemui kita....
Semoga Allah mengizinkan kita telah bersiap jika waktunya datang....
Menyambut sang pelenyap kenikmatan dunia dengan sumringah...
Ya Allah ampuni, maafkan, terimalah hamba...
Aku ingin hadir disisi Mu dengan bangga...
Tiada kebahagian selain keridhoanMu..
Cukup bagiku cintaMu disini....
Diwaktu dhuha yang berkah, dari sebuah masjid di bumiMu yang sejuk,
ku ingin berucap......
Terima kasih ya Allah atas semuanya......

#ditulis
5agustus2016

keluarga surga

Sepuluh menit baru menjelang aku memasuki rumah setelah subuhan di musholla.
Mobil sudah berderam bersahutan meninggalkan komplek menuju jakarta.
Sepuluh tahun silam kita masih kebagian lancarnya tol jakarta tangerang meski berangkat dari rumah jam 6 pagi. Tapi sekarang berangkat jam 5.30 kemungkinan besar tersendat di karang tengah.
Semakin pagi kita jalan maka semakin cepat kita sampai kantor. Sesiapa yang telat maka akan mendapat sisanya.
Kebiasaan bangun pagi akan membuat badan segar dan lebih siap untuk beraktifitas. Bangun pagi membuat kita bisa merencanakan hari dengan lebih siap.
Buat pengusaha yang tidak memiliki jam kantor bukan berarti bisa berleha terlena. Justru seorang pengusaha harus bangun lebih pagi agar bisa secara jernih memikirkan bisnisnya.
Bermunajat lebih lama dan khusyu bisa didapatkan melalui sholat malam.
Saya memiliki sahabat yang tiap hari bangun jam 2 atau 3 malam dan ketika saya tanya berapa jam dia tidur tiap harinya. Cukup 4 jam katanya. Subhanallah.
Dan ketika subuh menjelang bangunkan keluarga kita. Anak yang terbiasa subuhan di masjid akan lebih cerdas dan lebih mandiri. Karena mereka terbiasa mengalahkan kantuk.
Jikalau ingin kembali bertemu dengan anak istri di surga, maka kita mulai dengan menjadikan rumah kita, menjadi surga di dunia.
Baiti jannati begitu kata nabi terkait rumah dan rumah tangganya.
Semoga kita bisa bercontoh dengan keluarga nabi yang mulia. Sebaik-baik suami dan sebaik-baik ayah.

#ditulis15agustus2016

Cerita bakso

Pagi ini saya mau cerita tentang bakso..., dari awal merantau ke jakarta bapak saya jualan bakso, ketika saya dan adik di boyong ke jakarta beliau tetap jualan bakso. 
Dari kelas 3 sd jadinya setiap hari saya gratis makan bakso.
Menginjak smp, sepulang sekolah saya jagain bakso bapak ketika beliau istirahat siang. Otomatis saya jadi makin leluasa makan bakso.
Bada ashar setelah bantu simbok berbenah dagang bubur sumsumnya, baru saya bisa main bola di lapangan dekat kuburan.
Malamnya ketika bapak pulang saya boleh makan bakso lagi. Tiada hari tanpa bakso...
Begitu seterusnya sampai ketika saya sudah mapan bekerja, beliau pensiun.
Ketika bekerja dan berkeluarga, istri dan anak-anak tahu kalau kesukaan saya itu bakso.
Kok ya ndak bosan-bosan ya...saya sama bakso.
Ya itulah makanan rakyat yang membuat banyak pedagang bakso kita kaya raya.
Pagi ini saya membuat bakso sendiri, menggiling 1.5 kilo di pasar kelapa dua. Karena membuat sendiri tentu dengan komposisi enak.
Setelah selesai terkumpulah puluhan bakso telor yang besar seukuran bola tenis dan bakso biasa. langsung saya ambil 4 bakso telur dan 9 bakso biasa.
MasyaAllah endah banget makan bakso spesial buatan sendiri. Tetapi ketika bakso di mangkok tersisa 2 bakso telur dan 2 bakso biasa. Perut saya sudah ndak mau di isi lagi, 'kenyang beud' kalau kata anak saya.
Saya jadi berpikir sebanyak apa kita punya makanan, perut kita hanya mampu menampung sepiring saja. Lebih baik apa yang kita miliki di bagi kepada orang lain yang juga membutuhkan.
Apa gunanya kita mengumpulkan harta kalau nanti tidak kita bawa mati.
Mengapakah kita gila dunia jika itu tiada berguna di saat sendiri.
Kalau harta atau kekayaan itu ingin selalu menjadi milik kita maka simpanlah di bank akherat. Di mana itu ?.
Di sini nih.....
"The example of those who spend their wealth in the way of Allah is like a seed [of grain] which grows seven spikes; in each spike is a hundred grains. And Allah multiplies [His reward] for whom He wills. And Allah is all-Encompassing and Knowing" (al baqarah : 261)
Semoga Allah izinkan kita menjadi hamba yang selalu bersyukur, atas semua yang sudah Allah anugerahkan kepada kita. Amin....

#ditulis23agustus2016

Menajamkan intuisi bisnis

Bismillah...
Temen-temen izinkan saya sharing malam ini terkait ilmu dasar dalam bisnis...
Sebuah ketrampilan yang wajib dimiliki seorang pengusaha. Yaitu intuisi dalam bisnis..
Sudah sama-sama kita maklumi bahwa bisnis itu seperti berenang, memanah atau berkuda...
Kok bisa seperti anjuran nabi ya...? Apa hubungannya... ilmu yang keluar nabi semuanya daging... asal kita mau menelaah..
Di olempiade rio kemarin, seorang Riau ega agatha gak mungkin bisa ngalahin juara panah dunia dari korea, kalau dia tidak berlatih sampai batas akhir kemampuannya.
Kemampuan memanah dia dibanding saya yang baru 3 bulan megang panahan tentu jauh jaraknya. Sama coach sidiq yang punya klub
ACTION ( Archery Club Training & Motivation) juga saya belum apa2nya. ...
Saya katakan berbisnis mirip memanah. ..
semakin lama orang berlatih maka semakin tepat bidikannya.
Semakin banyak jam terbang pebisnis makin kuat intuisi bisnisnya.
Tidak ada dalam sejarah seorang dosen bisnis yang jago dan hafal teori2 bisnis lalu bisa berhasil dalam bisnis nya...
Beliau akan berhasil berbisnis jika sudah sudah jatuh bangun dalam pengalaman bisnis yang mengasyikkan.
Bisnis bukan sekedar membaca buku, membaca buku hanya salah satu alat kita untuk memguatkan dan menentramkan intuisi bisnis kita.
Buat temen-temen yang sudah bisa mengendarai mobil akan lebih cepat memahami apa itu intuisi.
Ketika kita melewati sebuah jalan kecil maka intuisi kita sebagai supir akan memutuskan lewat atau tidak.
Ketika di jalan tol kecepatan 140 km per jam posisi kita di tengah, ingin ambil kanan... kita melihat posisi mobil di belakang kita lewat spion, intuisi sebagai supir akan kembali memberi keputusan detik ke berapa setir di belokan ke kanan.
Intuisi bisa di pahami sebagai firasat. Tidak bisa di lihat dengan mata tidak bisa di dengar dengan telinga tidak bisa di rasakan dengan kulit. Semacam indra ke enam yang bisa memutuskan setelah mendapat informasi dari 5 indra yag kita miliki.
Intuisi akan selalu kita pakai dalam bisnis. Dalam menerawang bisnis apa yang mau di jalankan... membutuhkan intuisi.
Dalam mencari suplier atau marketing dibutuhkan intuisi menilai karakter orang.
Semakin lama seorang berbisnis maka semakin cepat dia menilai orang itu layak atau tidak sebagai mitra bisnisnya.
Selain jam terbang, kita bisa melihat kecenderungan masyarakat atau tren pasar sebagai unsur dalam menguatkan intuisi.
Misalnya anda pindahan rumah ke beda kota atau negara. Kita sama sekali buta peta bisnis di daerah tersebut.
Lakukan hal- hal sbb :
1. Ngobrol dengan orang
2. Baca berita koran lokal
3. Datangi pasar
4. Lihat situasi politik
5. Dll
Dari apa yg kita lakukan diatas intuisi kita akan memberi pendapat kira2 apa bisnis yang tepat di daerah tersebut.
Kemampuan seorang pengusaha tulen bukan berarti tanpa cacat. Kesalahan mengambil keputusan akan menjadi pelajaran yang akan makin menajamkan pisau intuisi nya.
Bukankah kim woo-jin adalah seorang pemanah hebat? Juara dunia ditanganinya. Bukankan kemampuan membidiknya sudah kelas wahid ? Saat melawan ega kenapa di set ketiga dia hanya bisa nelesatkan ketiga panahnya di posisi 8 ?
Bagi kim itu merupakan kesalahan... namun baginya kesalahan yang makin mematangkan kedewasaan dalam perpanahan.
Saya jadi ingat cerita ust abu syauqi di presiden summit kemarin...
Ada seorang lelaki yang datang kerumah beliau, menangis sesenggukan mengadukan kegagalan bisnisnya. Sehingga sertifikat mertuanya jatuh ke orang lain.
Lalu apa yang disampaikan beliau kepada lelaki itu?.
Beliau justru menyalami lelaki tersebut dan mengucapkan " selamat kamu sudah dapat pengalaman hebat, ayo ulangi lagi ".
Lelaki tersebut kaget. Dan pulang.
Singkat cerita beberapa tahun kemudian sang lelaki tersebut datang lagi, saat ini tidak menangis lagi. Tapi datang dengan kepala tegak dan mengucapkan terima kasih atas 'nasehatnya'.

#ditulis23agustus2016

Silahkan bertamu ke rumah

Malam ini, di dalam kereta jogja menuju cirebon, tiba juga waktu kosong untuk berbagi cerita. Menulis.
Sudah lama ingin menulis tema ini namun sepertinya belum kesampaian karena waktu dan mood yang belum klop.
Saya ingin banget disayang Allah. Menjadi hamba yang di banggakan ke penduduk langit. Memiliki amal yang terus bertumbuh dan bertambah, bahkan ketika saya sudah di kubur.
Saya menemukan sebuah hadis seperti di bawah ini :
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Ada 3 amal yang akan memberi kita kebaikan berupa pahala yang berketerusan.
Kalau dalam bisnis ada pasif income. Seorang pengusaha akan mendapat pasif income dari bisnis yang dibangunnya. Kerja keras dan kesungguhan yang membuat bisnisnya berkelanjutan dan terus menghasilkan laba bahkan sampai ketika dia sudah pensiun. Itulah pasif income.
Hanya yang berpunyalah yang bisa bersedekah. Semakin kaya seseorang maka kesempatan bersedekahnya lebih banyak. Sedekah yang didasari karena Allah saja.
Untuk itulah Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk menjadi pengusaha. 9 dari 10 pintu rezeki ada di bisnis, begitu kanjeng nabi sampaikan.
Jika ingin anak-anak kita sukses maka ajarkan kepada mereka ilmu berbisnis.
Menjadi guru atau ustadz memiliki kesempatan lebih banyak mendapat pasif income pahala. Pekerjaan keseharian mereka mendidik dan mengajarkan ilmu.
Sungguh mulia profesi ini. Semoga Allah memberkati semua guru dan ustadz yang berkontribusi pada kedewasaan saya dalam hidup.
Sempatkan waktu, walau hanya sejam sehari bersama anak. Tatap matanya, ajak mereka bermain. Serius lah saat bersama mereka.
Tiada yang lebih berhak dan lebih serius dalam mendidik anak selain kita, orang tua mereka.
Biarkan mereka selalu ingat kita dalam doa-doa mereka ketika kita sudah berbalut tanah.
Secara resmi sudah 14 tahun saya berbisnis. Sebelumnya saya berbisnis ala kadarnya. Sudah banyak hal yang saya dapatkan dalam dunia ini. Pahit dan manis. Saya masih terus haus dengan pengalaman. Seakan tiada tepi. Serasa masih menjadi orang bodoh. Selalu ada hal baru yang saya dapatkan.
Sedikit ilmu yang saya pahami. Ingin rasanya bisa menjadi amal yang panjang. Setidaknya ilmu yang sedikit ini bisa menjadi asbab semakin aman keuangan keluarga temen-temen, saya akan sangat bahagia.
Melalui tulisan ini saya mengundang temen-temen yang ingin diskusi tentang bisnis. Silahkan datang kerumah. Selama waktu dan kesempatan bisa ketemu. Kita bisa saling bertukar pengalaman.
Selain hal diatas saya mempunyai motivasi lain, sebuah cerita yang baik ini ;
Ada seorang lelaki yang senang kedatangan tamu, namun istrinya menunjukkan sikap yang sebaliknya. Setiapkali kali mereka kedatangan tamu istrinya menunjukkan sikap yang tidak baik.
Orang itu mengadukan halnya kepada Rasulullah SAW. Kemudian beliau berkata pada lelaki itu "Katakan kepada istrimu bahwa hari ini Rasulullah dan beberapa sahabatnya akan bertamu ke rumah kita". Rasulullah berpesan pada lelaki itu lagi, "Katakan kepada istrimu agar ia memperhatikan tamu pada saat keluar rumah." Istri lelaki itu melakukan apa yang diperintahkan Rasulullah SAW.
Pada saat tamu masuk wanita itu melihat mereka membawa daging dan buah-buahan yang banyak dan pada saat keluar mereka membawa pulang ular dan kalajengking yang banyak.
Rasulullah bersabda, " kedatangan tamu ke rumah mendatangkan karunia yang banyak ke dalam rumah dan pada saat mereka pergi mereka membawa keluar berbagai bencana."
Sejak menyaksikan hal itu istri lelaki itu jadi senang menerima tamu.
Demikian cerita saya malam ini semoga menginspirasi.
Ku lempar kejenuhan mata keluar jendela kereta. Alhamdulillah sudah sampai Kebumen.
#ditulis1september2015

untuk anakmu yang hebat


Bismillah...
Sore ini perjalanan cirebon jakarta via cirex. ..di dalam kereta selain membaca, kegiatan yang mengasyikan adalah menulis.
Kali ini saya akan bercerita bertemakan anak.
Seharian ini saya menghabiskan waktu bersama kedua anak saya yang nyantren di husnul. Yang pertama kelas 12 yang kedua kelas 10. Mereka sudah besar.
Tidak terasa 17 tahun lalu saat pertama kali istriku melahirkan, aku menjadi ayah, belum genap usiaku 23 tahun.
Waktu begitu cepat bergegas, tidak memiliki ruang untuk negosiasi. Tiba-tiba sudah tua.
Ketika sudah berumur 40 tidak mungkin meminta kembali ke usia 30.
Yang bisa kita nego adalah bagaimana nasib 5 atau 10 tahun kedepan.
Nasib kita kedepan di tentukan bagaimana memilih tombol takdir. Ada ruang bagi kita untuk berijtihad terhadap masa depan. Sebagaimana umar memilih jalur memutar kampung yang sedang kena wabah penyakit. saat di tanya salah seorang sahabatnya, mengapa mengambil jalan berputar, bukankah jika Allah mentakdirkan kita sehat tidak akan kena wabah? , beliau menjawab bahwa kita sedang menghindari satu takdir untuk menuju takdir yang lain.
Kembali ke tema anak...,
Berbeda cara mengakrabi anak yang sudah SMA dengan yang masih TK.
Kita tidak bisa menumpahkan hasrat ke-ayah-an kita sebebas saat mereka masih balita.
Mereka sudah dewasa, sudah memiliki kematangan berpikir, memiliki emosi, memiliki visi sendiri.
tidak ingin lagi ungkapan kasih sayang yang lebay. Ada cara tersendiri yang lebih indah bagi mereka.
Ada cara lain mengungkapkan rasa ayah kita kepada mereka. Dan cara itu juga asyik.
Saran saya kepada teman-teman yang anaknya masih kecil. Sering-seringlah memeluk mereka. Ajak mereka bermain diluar. Pada saatnya anda akan menyesali kenapa tidak memaksimalkan kebersamaan dengan mereka.
Terakhir mintalah sama Allah agar Dia memberi kita ilham bagaimana menyiapkan anak-anak menjadi manusia utama. Hamba Allah yang memberi manfaat buat alam sekitar. umat muhammad yang sepanjang hidupnya memberi kebaikan, bahkan ketika mereka sudah berkalang tanah.
Itu cerita saya sore ini, semoga ada manfaatnya. Terima kasih.

#ditulis
2september2015

Jejak 10 tahun


Siang ini saya makan siang di daerah thamrin jakarta, tepatnya di antara jalan thamrin dan Sabang. Jalanan tembus ini di ubah menjadi wisata kuliner. Berbagai jenis makanan ada. Dari bakso hingga rawon. Mau makanan manis atau super pedas kita tinggal pilih.
Di tengah kebingungan itu akhirnya aku milih makanan rumahan. Terong pedes, kankung oseng plus telor balado, mantab euy.
Sepuluh tahun silam tempat ini adalah tempat yang hampir setiap hari aku jabanin. Karena dulu aku bekerja digedung yang berseberangan dengan lokasi ini.
Ada sensasi tersendiri...., semacam kesan yang menyenangkan bisa makan disini dengan suasana batin yang berbeda. Kalau dulu aku makan disini dengan di bayangi jam kantor yang cuma istirahat 1 jam. Tapi sekarang aku hadir di kawasan ini setelah menyelesaikan proses akad kredit di bank syariah terbesar di indonesia, dari bisnis yang kujalani bersama sahabat hampir 14 tahun ini.
Melalui tulisan ini saya hanya ingin berbagi semangat, berbagi kisah, bahwa takdir yang sudah di nisbahkan, bisa kita ukir menjadi karya yang indah dengan kesungguhan berpikir, bekerja dan ketawakalan yang tinggi kepada Allah.
Sepertinya tidak ada yang istimewa dari perjalanan 10 tahun ini...menjalani hidup sebagai hamba mengikuti arahan 'sutradara' dengan ikhlas.
Rasa syukur yang luar biasa atas semua ini.
Sekali lagi saya kutip kata-kata rasul seperti ini...bahwa rezeki yang di dapat dari berbisnis itu ada sembilan pintu, jauh lebih banyak dari pintu bekerja, yang hanya 1 pintu.
Perlu di tumbuhkan gairah berbisnis di kalangan masyarakat Indonesia. Karena dengan semakin banyaknya pengusaha maka bangsa kita makin sejahtera.
Kalaupun kita yang sudah merasa tua sulit untuk keluar dari zona nyaman, bukan berarti kita tidak boleh mengajari anak-anak kita berbisnis. Ajari mereka bagaimana berwibawa melalui berdagang. Bentuk mereka menjadi pengusaha kelas dunia yang akan menjadi duta indonesia di seluruh penjuru bumi.
Karunia Allah itu sangat luas dan tidak akan habis kalau seandainya seluruh penduduk indonesia menjadi pengusaha semua.
Ketika saya keluar negeri menghadiri pameran dan memperkenalkan sebagai pengusaha. Mereka sangat menaruh hormat kepada kita. Sangat bertolak belakang dengan perlakuan para majikan kepada WNI yang menjadi TKI atau TKW di negara mereka.
Di bisnis ada wibawa, pada berdagang ada kehormatan. Setidaknya di lingkungan terkecil, kita bisa memberi banyak manfaat atas rezeki yang kita terima.
Itu cerita saya siang ini...semoga bermanfaat dan menginspirasi. Apalagi kalau ada yang tergerak mau menjadi pengusaha setelah menbaca tulisan ini, maka saya akan mendatanginya untuk mengucapkan selamat.

#ditulis 15 september 2016

Fokus


3 jam 40 menit, record terbaru perjalanan dari rumah ke Kuningan. Lebih cepat 17 menit dari perkiraan googlemaps.
Dengan 2 kali berhenti saat sholat subuh dan ngupi sekadarnya di km 57. Bahkan dari km 57 ke pintu palimanan hanya tempuh 55 menit.
Fokus, ya... fokus yang membuat perjalanan begitu cepat.
Yang ada di kepala hanya bagaimana bisa sampai di husnul sebelum jam 8 pagi. Menghadiri pertemuan wali santri 30 menit sesudahnya. Jadi ada waktu buat sarapan pagi.
Tidak ada pikiran atau rencana lain. Mata, tangan dan kaki fokus di mobil pada satu tujuan. Ketika ada celah untuk ngebut maka serentak mendahului mobil di depan.
Bahkan tadi sempat 3 kali kecepatannya melebihi 160 km/jam. Walaupun belum bisa sampai 170 seperti saat istriku mengemudi beberapa waktu lalu di jalur yang sama.
Fokus pada tujuan juga pernah aku buktikan bisa membuat perjalanan lebih singkat, tepatnya sepekan yang lalu aku bisa sampai pas isya berjamaah di masjid deket rumah. Padahal biasanya aku sholat isya di sekitaran jalan serpong, 15 menit ke rumah. Keduanya dengan start yang sama saat magrib dari masjid dekat kantor.
Saya ingin menganalogikan cerita diatas dengan hakekat hidup. Kita tidak pernah minta di lahirkan. Takdir yang membuat kita ada. Apakah ada alasan terbaik hadirnya Kita di dunia ini, selain dari alasan yang digariskan oleh yang membuat kita ada.
Allah hanya ingin kita beribadah kepada-Nya. Lihat adzariyat : 56. Dia hanya ingin kita berbuat sesuatu yang dikehendaki-Nya. Di ridhoi-Nya.
Agar kelak kita bisa bertemu kembali di surga-Nya.
Surga. Itulah kampung halaman kita kelak. kembali sebagaimana adam hawa berbahagia. Itulah tujuan hidup ini. Hanya yang fokus saja yang bisa berhasil kesana.
Salah satu jalan menuju kesana adalah dengan membuat menjadikan 60an tahun hidup kita maksimal kemanfaatannya.
Fokus pada visi yang besar, menjadikan diri sebagai batu bata bagi kembalinya peradaban mulia. Merapikan semua potensi yang kita miliki untuk menuju ke visi itu.
Ketika kita berhasil memiliki visi atau tujuan yang besar maka tujuan-tujuan antara akan mudah kita peroleh. Semisal keluarga bahagia, hidup barokah berkelimpahan harta, menjadi pemimpin umat dan hal lain yang mendukung pada visi besar kita.
Fokuslah pada hal-hal baik, keberkahan akan selalu menyertai. Tempatkan dunia di tangan. Letakkan akherat di hati. Kelak dunia akan tunduk terhina di dihadapan. Saat itulah hati kita merdeka.
Waktu begitu cepat bergegas, tetiba muharam hadir lagi, sepertinya belum lama aku Lihat anak-anak TPA keliling obor menyambut tahun baru islam, ternyata semalam mereka sudah keliling lagi. Bertanda hari ini adalah tanggal 1 muharam 1438 hijriah.
Fokus pada tujuan besar, akan memaksimalkan setiap detik hidup untuk kebaikan.
Fokus pada tujuan utama, akan mempersingkat tercapainya tujuan-tujuan antara.
Selamat tahun baru Islam.
Selamat menikmati usia barokah.
Sampai jumpa kembali di surga-Nya. Amin.....

#ditulis 2 oktober 2016

Monday, October 10, 2016

Sekedar mengeluh

Bada subuh aku bergegas menyelesaikan hak anak. Setelahnya segera aku memacu mobil menuju bandara. Mengejar pesawat pagi. Waktu masih menunjukan 05.40.
Masuk tol janger lancar jaya. Sesampainya sekitar alam sutra. Kaki kanan lebih sering menginjak rem. Macet sudah dimulai disini.
Lihat di googlemaps memang kondisi merah hingga di pintu tol karang tengah. Luar biasa.
Sepanjang macet. berkelibatan ingatan masa lalu.
16 tahun lalu jalur ini adalah jalur wajib pulang pergi. Kita harus berangkat sepagi mungkin jika tidak ingin antri di tol. Atau jika pulang ontime, aku harus menyiasati naik ojek hingga ke slipi atau tomang agar bisa magriban di rumah.
Ada momentum yang sangat saya ingat. Yaitu ketika kita berebutan naik mobil tebengan. Karena tidak ingin berdesakan dengan ibu2 aku jadi sering ngalah.
Akhirnya dapat juga tebengan di belakang mobil kijang. Duduk di baris belakang yang langsung bisa melihat aspal dibelakang mobil.
Wuih...akhirnya dapat juga. Walau harus rela bermacet ria karena terlalu siang. Dalam kesendirian di antara penumpang lain, sebelum tertidur ada keluhan yang sampai sekarang momen itu ku ingat.
Sampai kapan ya aku seperti ini?, berangkat di kejar-kejar waktu. Pulang sulit sholat magrib di masjid. Keluhan itu begitu emosional hingga terpatri hingga saat ini.
Kegelisahan hati terus menggelayuti dalam keseharian bekerja. Sampai pada suatu ketika selesai pengajian di kantor, beberapa pengurus ngeriung bersama ustadnya. Yang saat itu ustadz anis mata.
Dalam obrolan singkat itu ada nasehat yang menjadikan takdir begitu indah di nikmati.
Beliau menasehati bahwa jika ingin hidup lebih sejahtera tidak bisa selamanya menjadi pekerja. Kita harus berbisnis. Deg. Berbisnis. Rasanya kosa kata itu begitu menggoda.
Setahu aku berbisnis itu seperti orang tuaku yang dagang bakso atau pecel. Sehingga waktu stm dulu profesi impian ku adalah menjadi pekerja pabrik. Karena aku lihat tetangga sebelah bekerja di pabrik pakai baju yang rapi dan bagus.
Sejak nasehat itu aku mencoba membaca banyak hal tentang bisnis. Ikut banyak seminar mengenai bisnis.
Sejak itu pula aku mulai dagang dikantor. Dari madu badui, baju kerja, mukena hingga semua hal yang bisa di jual aku ambil.
Di rumah aku buka toko obat, toko listrik dan terakhir buka toko perabotan. Saat momentum acara aku ambil bagian untuk jualan somay dan semacamnya.
Pada akhirnya aku bertemu sahabat sekolah yang mengajak berbisnis dengan benar. Dan terjadilah anugerah terindah tersebut hingga saat ini. Semoga Allah kekalkan ukhuwah ini hingga ke jannah-Nya. Amin.
Buat temen-temen yang masih ragu untuk mengambil opsi berbisnis. Semoga cerita diatas bisa memotivasi.
Teruntuk anda yang masih ada di dua kaki. Saya sarankan jika dari berbisnis sudah mencakupi gaji anda. Lebih baik ambil langkah berani. Resign.
Teruntuk rekan-rekan yang sudah memiliki karir yang bagus dan masih ragu berbisnis lebih baik tatap masa depan dengan menjaga profesionalitas dikarir anda.
Baik itu saja pagi ini... semoga bermanfaat dan menginspirasi. Sudah ada panggilan boarding. See u at the top.

di tulis 5 oktober 2016