Tuesday, June 22, 2010
kemana hendak kau sandarkan...?
Allah itu maha adil dan maha menepati janji, sangat mengherankan apabila manusia yang meragukan hal tersebut.
Salah satu janji Allah adalah bahwa sesaat setelah ruh di tiupkan ke janin, Allah sudah menetapkan siapa nanti jodohnya, kapan dan dimana kita akan mati, dan seberapa banyak rezeki yang akan di terima.
Setidaknya begitulah pesan nabi dalam sebuah haditsnya. Sebagai manusia yang penuh keterbatasan, sudah selayaknya kita memasrahkan segala sesuatu kepada Allah. Karena di tanganNyalah semua berjalan.
Tawakal yang di barengi dengan ikhtiar yang maksimal.
Coba kita tengok sejarah, bagaimana siti hajar berlari mencari air antara shofa dan marwa, kalau Allah mau bisa saja secara langsung Allah munculkan sumber air untuk mereka berdua. Namun disini Allah ingin melihat sebuah ikhtiar dari siti hajar, Allah membutuhkan sebab manusiawi, sebuah usaha, sehingga Allah keluarkan zam zam dari bawah kaki ismail.
Tengok juga kisah bunda Maryam ketika dia melahirkan nabi Isa, Allah memerintahkan maryam memukulkan kakinya ke pohon kurma, dan berjatuhanlah kurma2 itu, bukankah Allah tinggal memerintahkan kun fa yakun?, namun disini sekali lagi Allah ingin menunjukan bahwa dibutuhkan sebuah sebab yang masuk akal, dapat di jangkau nalar manusia untuk rezeki yang Allah berikan kepada manusia.
Maka tidak heran apabila kita melihat ada manusia yang sangat kaya, namun ada juga yang teramat miskin. Ada seorang yang jenius, namun ada juga manusia yang memiliki keterbatasan kecerdasan.
Ini semua ada sebabnya, manusia yang secara materi memiliki harta berlimpah itu karena dia bekerja keras, banyak memberikan sebuah sebab sehingga Allah menganugerahkan limpahan rezeki, seperti sahabat usman bin affan atau abdurahman bin auf.
tinggal bagaimana bagi setiap orang yang sudah memiliki takdir itu menyikapi posisinya, hal ini akan mempengaruhi tingkat kebahagiaan hidup.
Tidak selamanya orang yang berlimpah harta itu bahagia, dan tidak yang setiap yang miskin harta itu sengsara.
Kebahagiaan itu terletak di hati, sejauh mana kemahiran memanage hati, maka sejauh itu pula kebahagiaan tergenggam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment