Friday, October 23, 2009

barang uso 2009




































untuk tahap awal kita mengirim 24 site dalam dua kontainer, berangkat tagl 24 okt 09, sampai samarinda tgl 29 okt 09, kemungkinan sampai melak tanggal 30 atau 31.jzk

Saturday, August 29, 2009

Akhlaq Bertetangga

“ Kamu sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukanNya dengan suatupun dan berbuat baiklah kepada ibu bapa,karib kerabat,anak yatim,orang-orang miskin,tetangga yang dekat dan tetangga yang yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan kepada hamba sahaya kamu”. (Surat An-Nisa’, ayat 36)

A. Berbuat baik

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya”. (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)

Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya dia berbuat baik pada tetangganya." (Diriwayatkan oleh Imam Muslim no: 48 dalam kitab al Iman. Kitab Syarah Riyadhush Shalihin V/207-208)

Rasulullah bersabda, "Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman!" Kemudian beliau ditanya, "Siapa, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Orang yang tetangganya tidak aman dari kejelekannya (kejahatannya)." (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain Beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya (kejelekannya)." (Diriwayatkan oleh Muslim no: 47 dalam Kitab Al Iman)

Rasulullah pernah ditanya tentang dosa-dosa besar di sisi Allah. Beliau menyebutkan tiga macam: "Menjadikan Allah sebagai tandingan padahal Dialah yang menciptakan kita, membunuh anak karena takut dia akan makan harta kita dan menzinai istri tetangga."

Dalam hadits lain disebutkan: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangga."

Pernah ada seorang lelaki datang menemui Rasulullah, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang apabila aku mengerjakannya akan memasukkanku ke dalam surga." Beliau pun berkata, "Jadilah engkau orang yang muhsin (selalu berbuat baik)." Dia bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana saya mengetahui bahwa saya adalah orang muhsin (yang berbuat baik)?" Beliau menjawab, "Tanyalah tetanggamu, jika mereka mengatakan kamu adalah orang yang baik, maka kamu adalah orang yang baik; sebaliknya jika mereka mengatakan engkau adalah orang yang jelek maka engkau adalah orang yang jelek." (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Abu Hurairah)

B. Menutupi aib

“Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di Akhirat.” (HR. Muslim).

D. Bersabar

Hendaknya seorang muslim bersabar dari gangguan tetangganya, walaupun tetangganya itu kafir.
Diriwayatkan dari Sahl bin Abdullah At-Tastari bahwa dia mempunyai seorang tetangga yang kafir. Tetangganya itu mempunyai jamban yang telah penuh sehingga kotorannya meluap ke rumahnya. Sedangkan Sahl setiap hari harus meletakkan bejana untuk menampung luapan kotoran dari jamban orang majusi itu. Dan di malam harinya dia membuang kotoran tersebut agar tidak ada orang yang melihatnya. Beliau hidup dalam keadaan seperti ini dalam waktu yang lama sampai menjelang kematiannya. Suatu hari dia memanggil tetangganya itu dan berkata, "Masuklah ke rumah dan lihatlah apa yang ada di dalamnya!" Lalu, masuklah tetangganya dan melihat tumpahan kotoran dari rumahnya jatuh ke dalam bejana dan seketika itu dia berkata, "Hah, apa yang aku lihat ini?" Berkatalah Sahl, "Ini sudah berlangsung sejak lama. Kotoran ini jatuh dari rumahmu masuk ke rumahku ini, dan aku menampungnya di siang hari kemudian aku buang di waktu malam. Kalaulah bukan karena sudah dekat kematianku, dan kalaulah aku tidak takut sepeninggalku nanti orang-orang tidak bisa sabar dengan kejadian ini, niscaya tidak akan aku khabarkan hal ini kepadamu dan akan tetap aku biarkan hal ini terus terjadi." Berkatalah orang majusi itu, "Wahai Syaikh, engkau bersikap kepadaku semacam ini dalam waktu yang lama sementara aku tetap di atas kekufuranku. Ulurkan tanganmu, karena aku sekarang bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

C. Berbagi

Ibnu Umar pernah mempunyai tetangga seorang Yahudi. Apabila menyembelih kambing beliau berkata, "Berilah tetangga kita yang Yahudi itu dagingnya."

Sikap Amirul Mu'minin Umar bin Al-Khaththab ketika terjadi persengketaan antara Muhammad bin Maslamah dan tetangganya. Tetangganya itu melarang Muhammad bin Maslamah mengalirkan air melalui kebunnya. Lalu keduanya melapor kepada Umar. Umar berkata: "Demi Allah, jika kamu melarang dia mengalirkan air melalui kebunmu, niscaya aku akan mengalirkan air tersebut melalui perutmu."

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah disebutkan bahwasanya Nabi bersabda: "Tidak boleh seseorang melarang tetangganya menancapkan kayu ke dinding rumahnya."

Oleh karena itu, Abu Hurairah pernah berkata, "Aku melihat kalian tidak mau mematuhi sunnah ini. Demi Allah, bila demikian, aku akan menancapkannya ke bahu kalian!"

Hadits diambil dari buku AL Gozali :
Nabi bersabda :
“Apakah kamu mengetahui, apa hak bertetangga?
Yaitu, kalau ia minta toong kepadamu, kamu harus menolongnya,
Kalau ia meminta bantuan kepadamu, kamu harus membantunya,
Kalau ia ingin berhutang kepadamu, kamu harus menghutanginya semampumu
Kalau ia fakir kamu harus mengutamakannya dengan pemberian,
Kalau ia sakit kamu harus menjenguknya,
Kalau ia meninggal dunia kamu harus menjenguknya,
Kalau ia mendapat kebaikan kamu harus mengucapkan selamat kepadanya
Dan bila ia tertimpa bencana kamu harus menghiburnya
Janganlah kamu meninggikan bangunan rumahmu sehingga menghalangi angina kerumahnya, kecuali mendapat izin darinya, dan jangan kamu menyakitinya
Apabila kamu membeli buah-buahan lebihkanlah untuk tetanggamu, kalau tidak melakukannya, maka masukanlah buah-buahan itu kerumahmu dengan sembunyi-sembunyi dan laranglah anak2mu membawa dan memakannya di luar rumah, agar anak-anak tetanggamu tidak melihatnya.
Dan janganlah kamu menyakitinya dengan bau masakanmu, kecuali kamu mengambil sedikit dariisi belanga itu untuknya.


di tulis ulang dari berbagi sumber.....

Friday, August 28, 2009

kita semua akan tua dan akan segera ........!

belum lama saya kehilangan seorang paman yang baru berusia 45 tahun, beberapa minggu lewat seorang tetangga meminta keterangan meninggal untuk orang tuanya yang seorang ustadz. Kemarin dahulu ada seorang kawan lebih muda dua tahun di bawahku menuju surga. dua tiga tahun lalu simbah yang dulu nggendong daku di kala kecil meninggal di usia 89 tahun. lima tahun silam kami di tinggalkan seorang aktifis muda yang merelakan ruhnya keatas, setelah motor yang di tumpanginya terseret taksi, saat dia akan menghadiri pengajian Aa' Gym di Istiqlal. belum lama kita juga melihat bagaimana seorang penguasa negara indonesia yang di segani pada saat pemerintahannya harus merelakan seluruh harta dan anak-anaknya menangisi kepergiannya.

mati, wafat, meninggal, tewas apapun itu namanya adalah sebuah kepastian yang waktunya sudah di tetapkan di Lauhil mahfudz sana. Sebagaimana Allah sudah memastikan siapa gerangan jodoh dan seberapa banyak jatah rezeki kita.

kalau kemarin orang tua, nenek atau paman, mungkin besok atau lusa adalah waktu untuk anak, sepupu, teman atau bahkan kita mendapatkan gilirannya untuk melepaskan segala kewajiban di muka bumi ini.

saat ini bolehlah kita membanggakan kecantikan atau ketampanan kita, tapi berapa lamakah itu akan bertahan, saya pernah melihat foto seorang nenek di saat mudanya, cantik sekali, seandainya saya tidak mengetahui bahwa nenek disamping adalah orang yang di foto itu maka mungkin libido kelelakian saya akan bereaksi. kita semua akan tua dan pada akhirnya akan mengakhiri tugas kekhalifahan yang Allah sematkan kepada kakek buyut Adam.

mari kita dengarkan secara perlahan lirik bait syahdu 'masih ada waktu' nya Ebiet G Ade berikut ini :

bila masih mungkin kita menorehkan bakti
atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas
mumpung masih ada kesempatan buat kita
mengumpulkan bekal perjalanan abadi

kita pasti ingat waktu tragedi yang memilukan
kenapa harus mereka yang terpilih menghadap
tentu ada hikmah yang harus kita petik
atas nama jiwa bagi mari heningkan cipta

kita mesti bersyukur bahwa kita masih di beri waktu
entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung
hanya atas kasihNya hanya atas kehendakNya
kita masih bertemu matahari

kepada rumpun ilalang kepada bintang gemintang
kita dapat mencoba meminjam catatanNya
sampai kapan kah gerangan
waktu yang masih yang tersisa

semuanya mengeleng semuanya terdiam
semuanya menjawab tak mengerti
yang terbaik hanyalah segeralah bersujud
mumpung kita masih di beri waktu

...................................................................................
ku tulis sesaat setelah subuh tadi melihat
segerombolan nenek yang ngobrol di teras masjid...
8rmdn1430h
*gambar pak harto diambil dari tempe.wordpress.com/hasil pencarian dr mbah google

Thursday, August 27, 2009

lebih berasa klu merasakan sendiri...


alhamdulillah satu lagi pelajaran kudapatkan....

setiap bicara kepada orang yang minta pencerahan tentang keikhlasan dalam bisnis, aku akan lancar menjelaskan karena pernah mengalami dan berhasil (kalau bisa dikatakan seperti itu) mengatasi rasa gundah gulana. Kok seperti ini ya? apa yang salah? bisa membalikan keadaan gak ya? dan pertanyaan2 lain untuk menguji kebenaran suatu 'kejatuhan'.

Dahulu aku pernah mengalami kebangkrutan (bahasanya di-ekstrem-min) beberapa usaha yang beberapa tahun sebelumnya menguntungkan. dahulu pernah juga kehilangan momentum keuntungan ratusan juta rupiah. Dahulu aku juga pernah di bohongi orang yang pada awalnya mengemis (bahasanya di ekstrem-min lagi) agar aku mau berbisnis dengannya.

Dahulu dan dahulu sudah banyak mengalami pahit manis dalam sebuah bisnis. namun selalu saja ada kepahitan lain yang hadir walaupun kita sudah hati-hati lan waspodo. Namun aku yakin segala rasa pahit yang Allah hidangkan itu layaknya seperti jamu yang dahulu simbok sodorkan kepadaku agar kedepannya raga ini bugar dan sehat.

selalu boleh kita mengalami shock disaat2 awal kita mendengar berita buruk itu, namun kita harus sadar akan skenario Allah, ingat saja manajemen tawakal yang ku gubah ;

"kalau kita sudah menjalankan maunya Allah, lalu berikhtiar secara maksimal, kemudian kita sudah berdoa, maka tidak ada alasan untuk takut terhadap kehidupan dan kematian ".

beberapa saat setelah minum jamu rasa getir dan pahitnya masih berasa di lidah kita, namun dengan berjalannya waktu setelah mulut kita bereaksi terhadap makanan lain yang kita kunyah, maka secara perlahan rasa tidak enak itu akan hilang dengan sendirinya dan efeknya akan memompa darah kita untuk lebih bersemangat memberi energi bagi setiap unsur tubuh kita bekerja lebih produktif.

Disaat kita kehilangan sesuatu yang berharga dari kita (baca : modal bisnis kita) sesungguhnya itu semua hanya sebuah ilusi yang ada di buku-buku bisnis kita. tak perlulah dirisaukan terlalu jauh. toh kita masih memiliki istri yang mendukung kita, alhamdulillah masih ada anak-anak yang selalu mendoakan, masih punya orang tua yang ingat kita di saat-saat tahajudnya.

teman-teman di kantor juga masih membalas senyum kita, rekan-rekan jamaah masjid masih disamping kita saat taraweh. oh apa rupanya yang hilang? bukankah yang kita bilang modal kerja kita itu juga adalah sebuah pemberian Allah dari banyaknya pemberian-Nya yang lain? mengapa kita harus merisaukan sesuatu yang awalnya bukan milik kita ?!. astaghfirullah...

Sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk menyesali segala sesuatu yang sudah di gariskan Allah. cukup bagi kita sebagai hamba, mensyukuri dari setiap apa yang Allah karuniakan dan bersabar atas segala apa yang Allah uji terhadap kita. sesungguhnya Allah rindu terhadap tangisan dan rengekan kita di sepinya malam, sudahkah?.

......................................................................................................
di meja kerja saat hati ini butuh lebih dari sekedar ketabahan.
tujuh ramadhan empat belas tiga puluh hijriyah


Friday, May 22, 2009

Harapan itu selalu ada ( 7 )

Bendera perusahaan dengan alamat baru sudah dua pekan di kerek. Pelanggan yang sudah kita datangi kita kirimi pemberitahuan perihal kepindahan kantor. Tiada hari tanpa mendatangi calon pelanggan. Tentunya ketika aku kebagian shift malam, semua itu kami lakukan.

Sampai pada suatu malam kita bersepakat untuk rapat membicarakan harga yang akan kita tawarkan pada satu pelanggan potensial. Selain menjual produk sendiri kita juga berkolaborasi dengan teman2 yang memiliki produk berbeda dengan kita.

Malam ini rapat kita adakan di warung STMJ, yang berada di samping kantorku. Warung itu berada di deretan tengah dari puluhan warung yang menempel di trotoar sepanjang jalan tembus yang menghubungkan antara jalan utama sudirman ke jalan yang menuju tanah abang, pasar grosir yang terkenal hingga ke benua afrika tersebut.

Jalan tembus itu di apit dua gedung pencakar langit. Di sisi kiri ada gedung BNI 46 dan di sisi yang lain menjulang gedung artaloka, yang didalamnya ada bank Muamalat, dimana tiap bulan aku menjumpai para teller bank yang selalu tersenyum, mereka sudah kuakrabi lebih dari enam tahun terakhir sejak aku mendapat gaji pertama.

Para pedagang di trotoar ini merupakan orang urban yang bernasib baik, dagangan mereka tidak pernah sepi setiap harinya. Para pekerja di sekitar sudirman ini memanfaatkan betul warung-warung ini, dengan rasa kenyang yang sama mereka bisa menghemat tiga kali lipat di banding jika harus makan di salah satu restoran yang ada di wisma BNI tersebut. Karena aku pernah tapi Cuma satu kali, sehari ba’da gajian bulan agustus kemarin, aku makan di lantai dua wisma 46. makan soto lamongan, melihat rasanya yang tidak jauh berbeda dengan soto madura di warung trotoar itu aku harus merogoh kantongku lebih dalam. Tiga kali lipat. Tapi begitulah bisnis, mereka tidak hanya menjual rasa, tapi juga menjual prestise, bahasa gaulnya, gengsi!.

Begitulah dunia bisnis, siapa bisa secara cerdas melihat celah maka dia akan menang, begitulah rahasia kejayaan starbuck Coffe. Setidaknya hal ini yang pernah di alami salah seorang temanku, namanya niko, satu hari dia mengantar istrinya belanja di salah satu mal di jakarta, karena terlalu lama, dia membeli secangkir kopi di starbuck, biar nunggunya bisa duduk di kursi empuk, begitu pikirnya.

Saat istrinya selesai dan dia harus membayar, matanya terbelalak, “ gak salah ni mbak, katanya ketus, masak Cuma secangkir harganya tigapuluh enam ribu...?”.
Bagaimanapun niko mau protes, tetap saja tidak bisa mngubah angka-angka yang sudah tertera di atas kepalanya. Dengan berat hati dia membayar. Sudah kesal dia menyumpahi dirinya sendiri kenapa tadi tidak teliti dulu melihat daftar harga. Muka istrinya ikut cemberut. Dasar perempuan gak tahu suaminya lagi apes!.

Alhamdulillah malam itu awan cerah, pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan tembus itu bergoyang laksana mengikuti irama lagu yang didendangkan Rhoma Irama. Bintang-bintang diatas sana bersumpah serapah kepada para setan yang malam itu beroperasi di lorong-lorang jakarta. Mangganggu para hamba untuk menambah dosa yang sudah menggunung.

Namun setan-setan jahanam itu tidak menghiraukannya. Mereka terus berpencar mencari mangsa. Menunggu para hamba terlena. Menunggu manusia-manusia yang terkalahkan untuk di giring ke tenpat dimana tidak ada rahmat Allah didalamnya.

Tidak terbilang banyaknya di jakarta ini manusia yang berniat baik awalnya, namun bernasib buruk diakhirnya. Pun alhamdulillah tidak sedikit berbilang yang memiliki nasib lebih baik dibanding orang tua mereka sebelumnya. Memang di suatu tempat di manapun itu entah di paris perancis sana, di mekkah arab sana atau di jakarta tercinta ini. Allah menurunkan ketenangan di banyak hati manusia disamping Allah juga membiarkan para setan jalanan mengalahkan hamba-hamba Nya yang tidak kuat iman.

Alhamdulillah malam itu tidak banyak pekerjaan yang harus kukerjakan.Semua pekerjaan sudah kurapel tadi sore, karena kutahu malam ini aku harus meluangkan waktu bersama teman-teman tercinta. Setelah menitip kepada teman shift ku aku turun melalui lift yang sudah kuhafal lekuk-lekuknya.
Uwi dan ahmad sudah menunggu.

Setelah basa basi sebentar kita langsung ke pokok rapat, mengingat aku tak punya waktu banyak. Ku gunakan jam makan malam untuk rapat bersama teman-teman.
“ini harga yang di tawarkan bagus untuk produknya”, ahmad menyodorkan selembar kertas.
Ku coba pelajari sekilas...” kesepakatannya gimana mad, apakah kita ambil untung dari harga ini atau kita perlu mark up?”.
“ wi coba ente jelasin khan tadi ente yang ketemu sama bagus” ahmad meminta uwi untuk memaparkan hasil pertemuan dengan teamnya bagus.
Uwi mencoba bersiap, mangambil posisi duduk yang lebih nyaman, “ oke aku coba jelaskan, mereka memberikan harga ini, sama dengan harga yang mereka berikan ke end user, kita di beri diskon 25 sampai 30 persen, tergantung tingkat kerusakannya”.

Setelah mengambil napas, uwi meneruskan...” tadi aku dah sepakat sama mereka bahwa kita tidak boleh saling menindih pelanggan, maksudnya perusahaan yang sudah di dekati mereka kita gak boleh memasukkan proposal, dan berlaku sebaliknya”.
Ahmad menyela, “ maksudnya kalau kita sudah memasukan penawaran harga ke satu perusahaan mereka tidak boleh menelikung?”
“Tepat!” uwi cepat.
“ kalau begitu semakin banyak perusahaan yang kita masuki kemungkinan kita dapat lebih besar ya?” aku semangat.
“betul, masalahnya mereka sudah start jauh meninggalkan kita, istilahnya kita sekarang harus mencari pelanggan sisa” uwi menjawab semangatku. Uhhh.
“berarti kita harus mencari pelanggan yang memang belum tersentuh mereka, bagaimana kita tahu perusahaan mana aja yang belum mereka sentuh?” ahmad menyelidik.

Uwi mengambil secarik kertas dan meletakkan diantara piring roti bakar, “ ini daftar perusahaan yang mereka sudah masuki’.
“mereka sudah masuki semua perusahaan yang kita kenal bang!” sambil tangan ahmad memberikan kertas itu kepadaku.
“coba aku lihat”, ku amati satu persatu perusahaan yang tercantum di kertas itu, ”namun kalau kita teliti sepertinya masih ada peluang, coba lihat perusahaan yang sudah kita list di kategori C, mungkin masih ada peluang” aku memberi harapan.

Uwi mencoba mengais kertas yang ada di tasnya.
“coba kita lihat, semoga harapan itu masih ada...” uwi menelusuri setiap kata di lembaran yang lusuh oleh lipatan itu, “ Betul bang di kategori C banyak yang belum di masuki sama bagus, ada juga beberapa di kategori B, kalau yang A sudah di babat habis”.
“alhamdulillah, masih ada yang bisa di kejar”, ahmad mengelus dada ” bagus juga kalau kita coba manambah calon pelangan lewat internet, bang sambil kerja coba ente cari -cari ya....?” ahmad ke arahku.
“boleh, ntar aku usahain” jawabku mantab, semantab tinjunya mike tyson saat men-KO michel sphink.

Kegembiraan hati kami malam itu mungkin melebihi gambiranya hati si pedagang STMJ tempat kami mangkal. Karena dia bersorak dalam diam saat kami menetap di tendanya, hal ini kami ketahui saat membayar apa yang kami makan malam itu, mie rebus plus telor lima mangkok, STMJ tiga gelas besar, roti dan pisang bakar tiga piring di tambah jus buah tiga gelas. Kami rapat serasa berpestanya raja-raja majapahit!.

Sudah dua jam kami diskusi, jalan Sudirman di samping kami sudah mulai sepi, para manusia pekerja jakarta ada yang sudah sampai di rumah, diantara mereka ada yang sudah ngorok kelelahan atau masih berkutat dengan tugas kantor yang terpaksa di bawa kerumah. Bisa jadi juga ada di antara mereka yang sedang melampiaskan kerinduan kepada istri tercinta sebagaimana legenda cinta india, Shah Jahan membahagiakan sang kekasih hati Mumtaj Mahal pada setipa malamnya..

Dalam perjalanan kembali ke kantor aku teringat bagaimana mahapatih gajahmada menyusun rencana agungnya menyatukan nusantara. Saking seriusnya proyek itu sang mahapatih bersumpah tidak akan menikmati dunia sampai cita-cita menyatukan nusantara tercapai. Yang diucapkan pda saat pengangkatannya sebagai mahapatih majapahit. Sumpah Palapa ada pada teks Jawa Pertengahan Pararaton,

Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, TaƱjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Terjemahannya,

Aku Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".

Sungguh aku ingin mewarisi semangatnya. Semangat kepahlawanan yang didasari keilkhlasan dan cita-cita besar.

Saturday, May 9, 2009

cairnya tagihan pertama ( 6 )


Hari itu jam sembilan pagi, baru dua jam aku mengisi absen di ‘kantor pertamaku’, saat tiba-tiba hanphone pisangku berdering keras. Dari ahmad rupanya…
“assalamualaikum..” ahmad membuka dengan suara sumringah.
“waalaikum salam ada apa ni sepertinya kabar baik ya?” tembakku.
“yup, betul, ini aku mau ngasih kabar baik, tagihan kita ke perusahaan bang Tono sudah cair…”
“Alhamdulillah, semua atau sebagian?” kejarku.
“semua, tiga puluh delapan juta!”
“alhamdulillah, kalau gitu ntar malam kita rapat ya..?”
“boleh, di mana?”
“di tempatnya uwi aja”
“okeh, nanti langsung aja ya abis isya kita di tempat uwi”
“sip, ente kasih tahu si uwi ya mad” pintaku.
“oke, salamualaikum”
“walaikum salam”
klik, telepon di matikan.

Alhamdulillah, order pertama telah cair…berarti langkah awal ini bisa dapat untung sekitar tujuh jutaan. Lebih dari empat bulan gajiku. Kerja keras kita ternyata tidak sia-sia. Diawali dengan mencari barang kesana kemari, semua nomor telepon teman kita hubungi, searching di internet dan semua cara kita tempuh untuk mencari barang yang di cari bang Tono.
Dalam jangka waktu enam hari dari jangka waktu delapan hari yang di berikan bang Tono kita dapat menyediakan semua barang yang di butuhkan. Dengan negoisasi yang ketat dan melelahkan disertai keyakinan yang tinggi akhirnya semua sumber barang yang kita dapatkan mau di bayar belakangan setelah tagihan cair. Praktis rezeki awal ini kita tidak pake modal, cukup bermodal kata-kata dan nama baik saja. Alhamdulillah.

Setelah ashar selesai ku tunaikan, SMS masuk ke hpku, “wid ntar rapat di masjid ane aja, soalnya di rumah lagi ada acara”, dari uwi.

Masjid ini terkesan welcome kepada siapa saja yang mau mengambil keteduhannya. Pintunya terbuka lebar, berjendela banyak dan besar-besar dibiarkan terbuka. Siapapun yang berada di dalamnya yakin akan terasa nyaman karena aliran udara yang lancar. Bercatkan warna adem menambah kekhususkan setiap hamba Allah yang bersimpuh kepada-Nya. Ditambah lagi kreatifitas DKM yang baik membuat masjid ini tidak pernah sepi dari kegiatan. Setidaknya hal ini bisa di lihat di mading masjid yang menempelkan keanekaragaman acara yang di adakan di masjid, dari pengajian bapak-bapak, majlis taklim ibu-ibu, hingga remaja masjid yang ramai aktifitas.

Saat aku mengambil wudhu pun aku bisa melihat bagaimana mereka sangat memperhatikan kebersihan. Selayaknya semua DKM berlaku yang sama seperti ini. Bukankah Allah itu indah dan menyukai keindahan?.

Setelah selesai isya yang tadi di imami Uwi, kita bergerak ke ruang atas. Kita ambil posisi agak memojok agar dekat balkon, angin semilir sepoi yang mengundang kita untuk mengambil sudut itu.
“ini uangnya, tadi sudah aku ambil semua di bank” ahmad meletakkan bungusan coklat di antara kami bertiga.
“kenapa gak di simpan aja dulu, ntar biar gampang transfer ke nurnya?” tanyaku ke ahmad.
“sengaja bang, biar tangan kita masing-masing bisa memegang hasil jerih payah pertama kita” senyum khas ahmad tersungging di bibirnya. Senyum kebanggaan.
“ah bisa aja ente mad” Uwi menimpali.
“kalau gitu coba sini aku mau pegang…” kataku semangat sembari membuka bungkusan coklat tersebut. Tiga puluh delapan juta!.” Baru kali ini aku bisa melihat dan memegang uang tiga puluh delapan juta cash, ni wi ente pegang”
“ya sini aku pegang” uwi menjulurkan tangan kanannya.
“nah sekarang apa rencana kita dengan keuntungan kita ini?” Ahmad memulai diskusi.
“kita khan dapat untungnya sekitar tujuh jutaan ni, kalau menurut ente gimana mad?” uwi kembali melempar bola.
“kalau menurut aku sih mending uang ini kita jadikan modal lagi, kita gak perlu mengambil keuntungan diawal, nanti aja kalau perusahaan kita sudah seatle, baru kita bisa ambil untung, gimana bang?” Ahmad melembar bola kepadaku.
“bagus gitu, kita gak usah ambil untung , prihatin aja, yang penting perusahaan kita berdiri dulu, sekarang tinggal kita sepakati uangnya kita mau pake buat apa?” jawab dan tanyaku.
“aku punya pemikiran begini, kita tahu kalau calon pelanggan kita bukanlah perorangan, tapi perusahaan besar yang adanya di daerah thamrin dan sudirman, minimal mereka semua ada di perkantoran daerah Jakarta, dan mereka sangat memperhatikan keberadaan perusahaan calon mitranya” jelas ahmad.
“maksud ente gimana mad?” uwi gak sabar.
“begini, kita pake uang ini buat sewa kantor di daerah sudirman atau thamrin, biar kelihatan bonafid, gimana?”
“yang bener mad, mana cukup, tujuh juta buat sewa gedung di daerah elit begitu?” kataku menyanggah.
“jangan ente piker kita sewa satu gedung atau satu lantai di sana, pasti gak akan cukup. Alhamdulilah kemarin aku dapat info dari temen bisnisku, kalau di plasa mandiri ada yang nyewain alamat bulanan, jadi kita gak sewa ruangan, tapi sewa alamat aja, istilah kerennya virtual office. Nanti kita akan di berikan no telepon yang kalau pelanggan kita menelpon akan di jawab dengan jawaban yang kita inginkan, menarik khan?” ahmad penuh semangat.
‘fantastis, mantab tu ide, gimana bang?” tanya Uwi kepadaku.
“ya boleh itu ide brilian, nantinya di kartu nama kita akan tertulis alamat plasa mandiri jalan gatot subroto. Cukup berkelas!”
“trus mad, kalau nanti ada pelanggan kita yang mau datang gimana?” uwi menginginkan jawaban segera.
“gampang itu bisa di atur, mereka juga menyewakan ruangan yang bisa kita sewa harian” ahamd tersenyum.
“ ada aja ya orang punya ide” kataku “ disaat orang membutuhkan tempat yang representatif mereka menyediakan”.
“ya udah kapan kita kesana mad” uwi lagi.
“kalau ente bisa besok sabtu kita kesana, aku dah janji jam sepuluhan, besok ente berdua bisa khan?”
“bisa insyaAllah” kataku, kalau uwi pasti bisa karena dia memang libur.
“oh ya kita sepertinya melupakan sesuatu dech.” Uwi tiba-tiba.
“apaan wi” ahmad penasaran.
“jangan lupa dari tujuh juta keuntungan kita di sisihkan zakatnya ya?”
“Astaghfirullah.. hampir aja kita lupa, itu yang harusnya kita potong di awal” kataku
“oke dech ntar kita sisihkan duasetengah persennya” ahmad senang.

Langit yang cerah tanpa selembarpun awan malam itu menemani kami ‘rapat komisaris’ dan dinginnya udara malam itu membuat kita harus memesan mi rebus sampai dua kali, ditambah gorengan dari uwi dan kerupuk yang tadi kubeli saat berangkat dari kantor.
Bulan purnama yang malam itu terlihat penuh tanpa cela, turut juga berbahagia bersama kami, seolah dia berkata teruskan perjuangan, aku selalu setia menjagamu dikala engkau bersyukur kepada yang memberimu penghidupan.
Asyiknya diskusi membuat kami lupa waktu, sampai dentang jam dinding di masjid itu berbunyi satu kali. Karena sudah jam satu malam, setelah kita sholat malam, aku dan ahmad memutuskan mabit di masjid yang indah itu. Untuk besoknya kita ke plasa mandiri meretas harapan yang semakin terbuka lebar. Alhamdulillah.

Monday, March 23, 2009

awal sebuah bisnis ( 5 )

gedung itu berada tidak di jalan utama jakarta, MH thamrin atau sudirman. Gedung itu berada di jalan kebon sirih, kalau dari gedung PBB menuju monas kita belok kanan di perempatan depag-BI, sekitar 200 meter dari jln MH Thamrin. Aku gak sempat menghitung berapa lantai gedung itu, gedung itu lebih pendek dibanding monas, tapi lebih tinggi jika di banding sarinah.
lokasinya agak ngumpet, karena untuk menuju gedung ini saja kita harus melewati pintu gerbang yang berdempetan dengan gedung lain, kalau kata temen-temen tionghoa lokasi gedung ini hoki dalam artian ngantong, pintu masuknya sempit tapi di dalamnya longgar. Filosofi mereka mengatakan kalau rezeki sudah masuk maka keluarnya susah!.

Hal ini aku dapatkan ketika dulu mencoba jadi makelar tanah dan ketemu sama wak haji di daerah bintaro yang punya tanah beberapa lokal.

jam tangan yang kubeli sejak gajian pertama di tangan kiriku, sudah menunjukkan 12.20 WIB.

"mad kita dhuhur dulu ya?"

"Okeh, lagian pasti mereka sedang istirahat, kalau perlu ntar abis solat kita cari makan dulu, perut dah minta haknya nich!" ahmad sambil tangan kirinya memegangi perut.

"akur" kataku sambil tersenyum mantap.

Masjid megah tersebut berada tepat di samping gedung utama. tidak seperti gedung-gedung lain di jakarta. pemilik gedung ini amat memperhatikan keberadaan masjid. buktinya selain besar masjid ini amat bersih. petugas cleaning service-nya dengan tekun akan membersihkan toilet, tidak lama setelah kita menggunakannya. seolah sang pemilik gedung ini khawatir dengan ancaman kanjeng nabi muhammad, terkutuklah yang rumahnya lebih bagus dibanding masjidnya.

hebat lagi adalah sekumpulan ibu-ibu di jakarta yang saya lupa apa nama perkumpulannya. Mereka mengorganisir gerakan mukena bersih di masjid/musholla perkantoran. karena memang kondisi tempat atau mukena sholat kita kurang terawat. sungguh mulia niat baik mereka, semoga Allah membalas akibat keikhlasan mereka.

****8****

"alhamdulillah..." kataku " kalau dah rezeki, gak kemana ya mad, barang-barang yang dibutuhkan bang tono itu gampang carinya".

"coba lihat catatan ente tadi, apa aja yang dicari perusahaannya bang tono"ahmad menjulurkan tangannya.

"besok pagi kita ke tempatnya nur aja, perusahaan dia jual barang yang di cari bang tono, semoga aja barangnya ready stok" kataku sambil mencoba mencari nomor hp nur.

****8****

keesokan harinya.
sudah 30 menit aku menunggu bis yang ke arah lenteng agung, tapi kok belum datang juga. wah gawat ni mana penawaran harus di serahkan maksimal jam dua siang ini. pagi ini walaupun cerah, namun tidak secerah kondisi hatiku. semalam karena ada perbaikan di remote banjarmasin, membuatku tidak tidur semalaman. pagi ini aku harus mengejar waktu ke 'kantor' keduaku.

akhirnya kuputuskan ngeteng. naik bus jurusan kampung rambutan, turun di cawang atas, lalu sambung kereta pikirku.

KRL di stasiun cawang yang penuh muatan tersebut berteriak-teriak, seolah mengejek kepanikanku atas bimbangnya antara menjaga nama baik dan waktu yang mepet.

kupaksakan diri ini memasuki KRL yang sudah berjubel tersebut. untuk sebuah harapan baru tidak apalah berpeluh keringat. sialnya rasa kantukku tidak mau kompromi, serangan kantuk maha berat menggelayuti kelopak mataku. karuan saja tangan kananku satu-satunya yang diandalkan, karena tidak ada lagi kursi yang berbaik hati menyilahkan betis ini untuk beristirahat.

cuek saja apa kata orang, yang penting bisa memejamkan mata, walaupun kadang harus terkaget-kaget saat tersenggol pedagang asongan yang gak mau tahu, kalau diri ini sedang butuh istirahat.

tiba-tiba nokia pisangku berdering, sms masuk. Ahmad mengabarkan rapat di rumahnya saja, lebih santai begitu sms mengabarkan. untung belum turun dari kereta. untuk menuju rumah ahmad perlu melewati 2 stasiun lagi dari tanjung barat.

rumah ahmad agak masuk masuk ke dalam gang, aku lupa nama gangnya. agak jauh dari jalan raya, yang pasti rumah itu sudah jadi miliknya. rumah itu di bagi dua, satu bagian dijadikan tempat tinggal satu bagian lain dijadikan wartel. dasar pikiran pengusaha, gak boleh liat peluang langsung disikat. itung-itung nombokin bayar listrik dan nambah dapur ngepul, begitu alasan ahmad ketika ku tanya kenapa pasang wartel juga di rumahnya.
Dengan keahliannya menyeting alat wartel, maka kontan artelnya gak pernah sepi pengunjung. para penyuka wartel itu akan menjawab kenapa pilih wartel disini, ' harganya lebih murah!'. menjadi hukum alam memang, dengan kualitas yang sama maka harga menjadi senjata ampuh untuk bersaing. siapa yang berani untung sedikit tanpa mengurangi kualitas dan kenyamanan pelanggan maka dialah sang juara. tinggal di tunggu saja keuntungan akan berlimpah. Berilah orang lain keuntungan diawal, kelak kita akan mendapat keuntungan yang lebih besar. ini mirip dengan konsep sedekah. bersedekahlah maka kau akan berlimpah kekayaan disebabkan kepercayaan Tuhan terhadapmu.


Thursday, March 19, 2009

awal sebuah bisnis ( 4 )

Allah yang maha mencipta, memang sudah merencanakan semua yang akan terjadi di dunia kita, bahkan seperti apa kita 10 tahun yang akan datang, sudah termaktub di lauhil mahfudz sana. jadi mengapa juga kita berbuat serakah jika memang kita nantinya bisa berpunya?. Bukankah keserakahan kita akan mengakibatkan kesengsaraan orang lain?

kalau kata salah seorang temen saya yang sudah berhasil dalam bisnisnya, " rezeki itu gak akan tertukar antar satu dengan yang lainnya".

Untuk itulah apabila seorang sudah mendalami dan mengalami bagaimana keberhasilan sebuah bisnis di jalankan. Maka dia tidak akan ribet dengan segala sesuatu mengenai perjanjian-perjanjian. karena kalaupun perjanjian di buat setebal 'yellow pages' tapi kalau memang tidak ada niat baik, maka bisa di pastikan bisnis tidak akan berkembang.

namun bukan berarti kita tidak membutuhkan kesepakatan-kesepakatan awal. Justru itu penting sebagai pijakan kita dalam berkarya dalam piramid bisnis kita.

yang terpenting adalah ada niatan baik dan komitmen untuk menjaga kepercayaan diantara teman kongsi bisnis.

apa-apa yang tertulis diatas mungkin belum meresap betul di antara kami, yang siang itu sudah memulai sebuah langkah.

agak kikuk memang diawalnya ketika kita menjulurkan kartu nama kita dengan jabatan direktur di tengah card name tersebut. namun lambat laun rasa malu itu hilang dengan berjalannya waktu dan bertambahnya keyakinan bahwa kita bisa dan memang sudah membuktikan, bisa!.

Setelah marketing kit sederhana sudah jadi, maka di pekan berikutnya kita bertemu kembali.

"Bang ente sudah buat garis besar isi website kita?, ane dah hubungi romi, insyaAllah dia mau bantu kita, ntar ente email ke dia aja", uwi menembak janjiku.

"alhamdulillah dah jadi ni, cuma tolong di koreksi ya, mad bisa pinjam komputer ente?"pintaku ke ahmad.

"silahkan, ayo sini disketnya aku yang buka" ahmad langsung menghidupkan komputernya.

sementara angin diluar kurang bersahabat, panasnya matahari tidak mau berkompromi, seolah-olah angin berkolaborasi dengan sengatan matahari untuk mengusir setan-setan yang berkeliaran di jalanan.

di jakarta setan beroperasi tanpa libur, siang malam mereka berjibaku mengganggu manusia yang berusaha menaati perintah tuhannya.

Bahkan dimasjidpun setan bisa beraksi dengan bebasnya, ini dibuktikan senin lalu, bada makan siang aku sholat di masjid didaerah sarinah thamrin. kebetulan siang itu aku telat, membuatku harus sholat di barisan agak kebelakang.

satu barisan denganku, dibatasi 3 jamaah di sebelah kananku, ketika bangkit dari sujud dengan jelas aku melihat tangannya mengambil sesuatu dari kantong celana orang di depannya. sepertinya sebuah hp. berani sekali ini orang. setan sudah membutakan akal sehatnya. kontan aku lihat lelaki yang di depanya itu kaget dan membatalkan sholatnya. dan langsung mencak-mencak kepada si pencuri yang juga lantas membatalkan sholatnya.

dilain waktu ketika rehat setelah seharian aku keliling jakarta, waktu itu aku masih sebagai teknisi. bersama teman-teman aku konkow di sebuah warung kopi, walaupun aku nggak ngopi. hadi temanku bercerita bahwa ketika ada kerjaan di sebuah rumah sakit di daerah tebet. pas dzuhur dia sholat di masjid rumah sakit itu. Handphone siemen yang bentuknya persegi panjang warna hitam, aku lupa seri berapa, yang pasti itu hp lumayan bonafid di kala itu.

HP kesayangan semua temen2 teknisi tersebut dia letakkan di depan dia, agak kebelakang, yang kalau dia sujud, hp tersebut berada di samping pahanya. nah, ketika sujud itulah musibah tersebut berlangsung, tidak tahu kenapa, tiba-tiba hp nya tertutupi sebuah buku yang entah dari mana datangnya. Dia pikir itu buku orang yang terjatuh tanpa sengaja, karena memang di masjid itu banyak orang.

Setelah salam, dia penasaran, diambilnya buku tersebut, mukanya hadi merah padam, panik, dan pasrah...., terbayang diotaknya, bulan depan bakalan kena potongan gaji. Hp siemen kesayangan semua temen-temennya sudah berubah menjadi hp mainan anaknya iskandar, teman kami yang sudah mempunyai jagoan berumur tiga tahun.

mendengar kisah itu kami semua sontak terbahak-bahak, ada dua hal alasan kenapa kami tertawa, satu karena cerita itu lucu. kedua karena biasanya memang kita akan senang apabila ada teman yang ketiban sial. dan ini adalah salah satu penyakit yang ditiupkan para setan keparat itu.

kembali ke cerita pokok.

setelah website oke, jadinya makin pede untuk berjualan. kita berbagi tugas, kita list semua teman-teman yang bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. kita list semua perusahaan calon klien kita. keta klasifikasi berdasarkan kemungkinan jadi customer. kriteria kelas A adalah ; satu kita punya temen seangkatan di perusahaan itu, dua perusahaan tersebut bergerak dibidang yang memang kita bisa masuk.
kelas B dan C kira kira lebih jauh dari itu.

hari-hari setelah itu adalah hari marketing, SMS dan telepon gak berhenti, bendera telah di kerek, biarlah orang-orang melihat bendera itu. Biarlah semua orang mengetahui bahwa kita sudah punya sebuah usaha.

kalau boleh meminjam istilah bola mania, dewi fortuna mengintip kita, ketika sebuah telepon masuk, dari bang tono!.

"assalamualaikum...."

"wa alaiku salam, bang tono ya...?" kata ku basa basi, padahal aku sudah tahu.

"iya, gimana kabarnya bambang" ah abang kita ini selalu kalau memanggil aku dengan nama lengkap. bambang.

"alhamdulillah baik bang, abang sehat juga khan?".

" iya, kabarnya kamu bikin usaha sendiri ya?

" eee iyya bang, coba-coba aja sapa tahu bisa nambahin uang dapur " kataku datar, nada-nadanya mau ngasih order nich.

"bisa gak kamu ke kantor aku, ada peluang ni, kebetulan kita lagi butuh beberapa modem dan voice, kamu bisa ngadain khan?"

"bisa bang", kataku mantap, padahal belum ada gambaran sumbernya.

kalau kata temanku yang sudah lama berbisnis, di awal sebuah usaha kita harus bisa meyakinkan pelanggan dulu, urusan dapur belakangan, yang penting tangkep dulu ikannya.

"ya udah lusa bisa gak?"

"sebentar bang aku lihat jadwal shiftku...., alhamdulillah bisa bang, aku shift tiga lusa" hatiku sumringah.

"oke di tunggu ya lusa semoga ini jadi rejeki bambang", ah indahnya bila nama kita di ucapkan secara utuh.

"baik pak, eh bang, lusa aku sama ahmad ke kantor bang tono".

****8****

pagi itu sangat cerah, embun yang semalam menguasai dinginnya subuh sudah mulai menguap, entah kebagian mana di langit sana, untuk kemudian kembali lagi ke bumi dalam bentuk hujan.
awan tipis bertebaran seolah berkata kepada matahari, wahai matahari siramilah bumi dengan panasmu, agar manusia yang mudah bersyukur ditambah rezekinya, dan manusia yang bersabar, disegerakan rezekinya.

aku dan ahmad berboncengan, motor honda yang kubeli tahun 97, setahun setelah bekerja, bangga sekali kala itu, ketika sebuah mobil pick up mengantarkan hondaku, seminggu ku pajang di ruang tamu. aku belum berani menaiki sampai STNK jadi. waktu itu harganya 4 jutaan, satu juta tabunganku di tambah satu juta tabungan simbok dan dua juta lebihnya aku pinjam ke koperasi. dunia serasa sudah di genggaman tatkala kita bisa menaiki motor sendiri.

sesampai di kantornya bang tono, aku mencari wc umum, dari dalam tas yang agak kumel, aku keluarkan sebuah dasi, ya sebuah dasi berwarna biru dangan bercak hitam di tengahnya. dasi ini adalah dasi yang kupakai ketika nikah dulu. sedangkan ahmad menggunakan dasi warna merah.
kata orang agar terlihat keren maka kita harus pake dasi. melambangkan kalau kita adalah bos.
rambut yang agak berantakan kubasahi dengan air wastafel. efek tanconya sudah hilang, pikirku. obat ganteng kukeluarkan dari saku belakang. dan abrakadabra... dua orang pengusaha siap maju ke ring!.

udahan dulu.. mau takziyah.

Tuesday, March 17, 2009

three kingdom

siang ini karena sepi kerjaan aku sempatkan menonton sebuah film kesukaanku, sebuah film kepahlawanan, kolosal, harga diri dan pengorbanan. diantara film-film yang mnginspirasi selain film2 semacam pursuit of happines, maka film2 sejenis '300' adalah film favoritku.
jadilah siang ini aku melihat kehebatan andi lau dalam film "three kingdom".

ada kata kata yang menarik nan menginspirasi, kata-kata yang diucapkan seorang zilong, jagoan di film tersebut, bahwa ketika dia mendaftar sebagai prajurit di keraajaan liu, dia berucap bahwa manusia berhak untuk mengubah takdirnya.

ini selaras dengan kisah ketika khalifah umar ibnu chatab mengubah jalur prajuritnya, berbelok menjauhi perkampungan yang terkena wabah penyakit. ketika di tanya salah seorang prajuritnya,

"wahai khalifah, mengapa engkau menghindari takdir? bukankah jika kita melewati kampung itu kita di takdirkan tidak terkena penyakit, maka kita akan selamat?" tanya sang prajurit.

"benar wahai saudaraku, aku yakin dengan takdir Allah, namun saat ini kita mencoba berpindah dari satu takdir ke pada takdir Allah yang lain" jawab sang khalifah mantap.

ya begitulah seharusnya kita melihat sebuah nasib hidup kita, karena Allah tidak akan mengubah kondisi/nasib suatu kaum selain karena daya upaya kaum itu sendiri.


kita kembali ke panglima Zilong,

dan saat itulah dia mendapatkan takdirnya. dengan kesungguhan dan kehormatan diri dia menjadi prajurit yang setia, tangguh dan percaya diri. puncaknya dia menjadi satu dari lima panglima harimau.

dan Zilong menjadi satu2nya panglima yang bertahan hidup dihari tuanya, sementara empat lainnya sudah gugur di medan laga.

diakhir film tersebut sang panglima tinggal berdua saja, setelah semua prajuritnya tewas, dia tinggal saja dengan seniornya yang sudah dianggap kakaknya, dia mengaku berkhianat yang menyebabkan kekalahan zilong.

sang panglima menerawang, dan berkata :

"engkau tetaplah kakakku yang ku cintai, apakah engkau ingat apa yang kau katakan dulu, bahwa aku ingin semua rakyatku mengenang diriku di hatinya"


ya bagaimana semua rakyat / manusia lain bisa menaruh nama kita di hati mereka, sebagaimana setiap muslim menaruh akhlak hebat rasulullah di hatinya . semua karena memang beliau layak untuk itu.

artinya sebanyak apa kita bisa memberi manfaat kepada manusia lain, maka sebanyak itu pula hati kita akan di kenang sepanjang masa.

Friday, March 13, 2009

awal sebuah bisnis ( 3 )

walaupun pembicaraan kami terganggu dengan lalu lalang orang yang mau menelepon, tapi kami mencoba untuk fokus pada rapat.
"mad, menurut ente, apa yang bisa kita jual dari kita bertiga ini?" uwi melempar tema.

"ane punya pengalaman bisnis, ente berdua kan punya keahlian pasang-pasang antena, dari situ aja kita mulai" papar ahmad

"bener wi, kita jual aja kemampuan kita, memang sih bisnis seperti ini belum umum. namun kedepannya ane yakin perusahaan-perusahaan besar akan butuh rekanan. lihat coba sepatu merk nike atau adidas, emang dia punya pabrik sendiri? gak, mereka me - vendorkan semua produksi, si anas temenku itu kerja di nikomas serang, pabriknya memproduksi sepatu merek-merek terkenal seperti yang tadi ane bilang, so lanjut aja rencana kita, Allah bersama kita....", aku menyahut, memberi semangat.

"mantap!, itu baru bambang, yang penting dalam bisnis itu semangat dulu, dengan kita bersama-sama, kita bisa saling menyemangati, saling mengisi, saling menginspirasi. tul gak wi" ahmad menengok ke uwi.

"setuju!" uwi semangat "okeh. kita sepakat jalanin bisnis ini, sekarang kita musti sepakati beberapa hal, pertama bendera apa yang mau kita pakai, modalnya, kantornya dimana dan banyak lagi"

"mad, kalau wartel ini sementara buat basecamp kita bisa?" tanyaku pada ahmad

"oh bisa, bisa banget, dengan senang hati tentunya, ane jadi merasa impas kalau gitu, karena keahlian yang ente berdua punya khan imbang, kalau ane nyumbang keahlian bisnis plus tempat, oh ya kalau perlu pake bendera ane aja dulu, gimana ?" ahmad menawarkan dengan penuh semangat.

"wah jadi klop nih...., tinggal sekarang yang perlu kita sepakati adalah modal awal" uwi kembali melempar tema.

"ane usul, sebagai langkah awal kita patungan, coba deh di itung untuk menset up kita butuh berapa mad? tanyaku kembali pada ahmad, karena memang dia yang ahli kalau masalah hitung-hitungan.

"sebentar ane ambil kertas dulu...."ahmad beranjak ke kamarnya.

ya, diantara kami bertiga memang ahmad yang baru bisa berhitung bisnis, karena secara intuisi bisnis dia lebih paham dibanding kita berdua, sejak lulus sekolah dia menancapkan niat tidak akan bekerja, lebih baik berbisnis. Padahal secara prestasi, saat lulus-lulusan dulu, dia berdiri di panggung , di lehernya menggantung sebuah prestasi sebagai juara umum diantara 600 orang yang saat itu merayakan kegembiraan bebas dari rutinitas belajar dan praktek.

dengan pengalaman berbisnis di berbagai bidang membuat intuisi bisnisnya makin tajam. ditambah lagi dengan sikap kerja keras dan tanggung jawab menjaga nama baik. ini di buktikan ketika dia bangkrut dalam bisnis komputernya, dia datangi satu persatu para investor. dia minta ma'af menjelaskan kondisi bisnis yang jatuh, dan ini yang penting, dia berkomitmen untuk mengganti semua dana yang di berikan.

kebanyakan para pebisnis yang gagal adalah ketika di rundung malang, malah menghilang, hp nya mati atau ganti nomor. justru sikap seperti ini secara jangka panjang tidak lah bagus, karena bisnis adalah kita bicara jangka panjang, bicara brand image. bagaimana kita bisa menjaga nama baik kita, maka sebanyak itu pula peluang-peluang baru bisnis akan menghampiri kita.


" okeh kita lanjut" kata ahmad setelah mendapatkan kertas dan pulpen " sebagai awal, kita perlu kop surat, kartu nama, amplop dan lain-lain, plus atk. kita anggarkan sekitar satu juta ya, nanti ane yang atur sama langganan cetakan"

"ntar kalau perlu buat website ane hubungi si romi ya, sapa tahu dia mau bantu kita, dia jagonya tuh buat seperti itu" sahut uwi.

"kalau gitu ntar aku siapin kata-katanya dech, kayaknya kalau masalah tulis menulis ane dech yang paling jago....he he he" kataku tambah semangat.

"sip dech, kalau gitu gimana kalau kita patungan masing2 satu juta, dua jutanya ntar buat pegangan, kalau ada apa-apa" usul ahmad.

"boleh dech, hmmm tapi gimana kalau untuk jaga2 kita alokasikan 500 ribu dulu, soalnya lagi cekakk ni, ntar kalau butuh baru kita urunan lagi, gimana mad, wi?" aku memberi usul.

"iya mad, ane setuju, lagian khan tanggal-tanggal segini buat kita yang kerja lagi seret heheheh, kayak ente gak tahu ajah..." uwi mendukungku.

"boleh dech kalau gitu, toh dengan uang satu setengah juta kita sudah bisa jalan" ahmad setuju.

petualangan baru segera di mulai, sejak saat itu aku berbagi waktu antara pekerjaan dan usaha yang sedang ku rintis. kebetulan aku bekerja shift, sehingga terkadang aku tiga hari tidak pulang, ini membuat istriku complain keras. apabila aku shift malam maka paginya aku langsung ke 'kantor", malamnya lanjut shift lagi. begitu seterusnya. Namun karena ini demi mereka semua aku coba bertahan!, kalau kata simbok, "urip sing prihatin le...", maksudnya hiduplah yang prihatin nak...

bicara prihatin aku jadi teringat masa lalu, ketika kami sekeluarga masih di klaten, saat itu aku berumur empat tahun. samar-samar masih ku ingat bagaimana kerja keras kedua orang tuaku. bapak yang seorang petani membuat kita harus hidup prihatin, hasil panen setiap enam bulan sekali di gunakan untuk bayar hutang saat membangun rumah dulu.

praktis untuk makan sehari-hari bapak merelakan tubuhnya menjadi buruh pacul, dan simbok bersama ibu-ibu yang lain menjadi kuli patun (membersihkan rumput liar di sekitar padi) atau menjadi kuli panen (memetikan padi untuk tengkulak).

setiap pagi hari terkadang aku ikut simbok ke sawah mencari tanaman entah apa namanya aku lupa, untuk di sayur, dan sore harinya aku dan adikku yang masih dua tahun akan sangat gembira ketika bapak pulang dari sawah membawa belut. terbayang besok pagi kita akan sarapan belut goreng, yang saat itu menjadi makanan protein andalan kami.

teringat pula jika ketika sore tiba bada ashar, aku dan adikku tak sabar menunggu untuk kemudian menyusul ke sawah, terkadang aku duduk menunggu di galengan, terkadang pula aku diajak berburu belut, luar biasa sebuah kenangan yang indah. saking terkesannya sehingga hal-hal seperti itu masih kuat terpatri dalam memori otakku.

Kembali ke bisnis....., rupanya Allah memang sudah mengatur semuanya, sebelum bendera bisnis ku kerek bersama kedua rekanku. posisi pekerjaan yang tadinya di lapangan, aku di pindahkan ke bagian yang membuat aku bekerja shift. Dan pekerjaannya pun tidak berat, kita hanya menunggu telepon dari pelanggan untuk memberi solusi bagi problem yang ada, atau melayani para teknisi yang sedang di pelanggan, seperti pekerjaanku sebelumnya. Alhamdulillah ala kulli hal.....


tahun itu menjadi tahun tersibuk dan terkumel, karena semua serba instan. dikarenakan waktu yang tidak sama, maka rapat-rapat kita adakan di mana saja, kadang wartel , di warkop, di rumah atau di kantin kantorku atau kantin kantor uwi.
semua serba mangalah, mana yang tidak bisa di tinggal maka yang lain merelakan ongkos dan tenaga.

seminggu setelah rapat pertama, ahmad sudah membawa semua yang kita butuhkan, aku tertawa sendiri ketika melihat kartu nama ada jabatan direktur di bawah namaku. begitu juga uwi.

"eh kok pada mesem-mesem gitu, kenape wi?" ahmad heran.
"ente gimana seh, kita khan jadi gak enak ati, masak kita yang jadi jongos di perusahaan, disini jadi direktur, ya gak wi?" ku jawab keheranan ahmad.

"yup, lucu aja seperti bumi dan langit... semoga aja kedepannya kita bisa jadi direktur beneran..." uwi mengharap

"amiiiin...." jawabku keras.

" nah ini ni, penyakit para pegawai, gak percaya diri. kalau kita mendeklare sebagai pengusaha, kita harus yakin dengan diri kita, hormatilah diri kita. karena Allah menciptakan kita dengan modal yang sama, jadi gak ada alasan kita untuk minder dengan masa depan kita. memangnya siapa coba yang nyangka kalau seorang thomas alfa edison yang awalnya sebagai anak bodoh, namun diakhir hidupnya hingga hari ini kita mengenalnya sebagai seorang yang berjasa bagi umat manusia, dengan lampu bohlam yang diciptakannya. jadi ente jangan mesem-mesem gitu lagi, sekarang ente sudah menjadi kepala cicek sekaligus buntut buaya....., ha ha ha ha ha " ahmad tertawa lepas.


aku dan uwi, terheran dan " ha ha ha ha ha" kita tertawa bersama......


*** besok lagi, dah isya******





Thursday, March 12, 2009

awal sebuah bisnis ( 2 )

"salamualaikum" suara dari ujung telepon
"wa'alaikum salam", jawabku, "siapa ni?"

"ahmad, taqabballahuminna wamingkum bang"

"taqabbal yaa karim...my fren, lebaran dah kemana aja?'

"belum kemana-mana, masih ngiterin tetangga dekat, ente ndiri gimana, dah ke bang Tono belum?"tanyanya....


bang tono, sebuah nama yang tidak bisa kami lupakan, dari dia lah kami bisa memahami bagaimana menjadi seorang manusia dewasa, senior kami saat sekolah dulu. dengan sabar beliau menjadi tutor bagi adik-adik kelasnya di rohis.

ah banyak sekali kenangan manis saat sekolah dulu, inginnya diri ini mengulang masa yang sudah lewat.


"hei, kok bengong, dah ke sono belum? kalau belum kita barengan mau?" ajak ahmad mantap.

"boleh dech, kapan?"

"besok jam sembilan, ane ke rumah ente"

"oke deh,.... oh iyya gmn tuh, usulan ente untuk kita buat bisnis?"

"sekalian aja besok kita omongin, tapi bagusnya kita jangan cuma berdua, nambah satu lagi deh biar ganjil, bukannya Allah suka yang ganjil?"

"ane setuju, cuma siapa ya orang ketiganya?"

" hmmm....gmn kalau si uwi, khan bidang kerjanya sama ama ente, itung-itung nambah personil di bidang yang mau kita garap"

"boleh juga, ntar ente ya yang hubungi dia..."

'sip, kalau gitu kita ajak dia juga ya ke bang tono, abis itu kita rapat di wartelku yang di lenteng"

"bungkus"


wartel ahmad yang di lenteng, ya itu wartel dia yang ke sembilan, alhamdulillah bisnis wartel ahmad bulan-bulan ini sedang maju pesat, selain dia buka wartel tapi juga menjual peralatan wartelnya dengan harga di bawah pasar. ini seperti ceritanya american gangster, yang menjual heroin kelas satu dengan harga di bawah heorin kelas tiga / ini cuma contoh bisnis lho, bukan ngajarin jualan heroin :) .
boleh di bilang ahmad adalah pendobrak bagi mahalnya perangkat wartel, bisnis yang luar biasa, ceritanya begini....

pada satu kesempatan dia searching di internet peralatan wartel, karena saat itu dia mencoba banting stir dari jualan lele ke bisnis wartel, tanpa sengaja dia terhubung dengan salah satu nomor yang terdapat di salah satu website, saat konfirmasi harga, ahmad kaget kenapa harga yang dia dapatkan di poskota sekitar 18 juta, sedangkan harga disini cuma 6 juta untuk empat KBU.

wah peluang besar ni....tanpa ba bi bu dia langsung menuju ke surabaya, pabrik peralatan wartel tersebut untuk memastikan segala sesuatunya. setelah mempelajari dengan seksama, ahmad langsung mendobrak pasar, dia buka iklan di koran poskota, yang memang merupakan koran murahan tapi daripadanya berputar uang milyaran.

dengan membandrol harga 11 jutaan lengkap empat KBU, seketika itu kesibukannya meledak, tidak kurang 5 pelanggan masuk setiap minggunya. hingga dia harus menggandakan pegawai hingga lima kali lipat. boleh di bilang inilah momentum bisnisnya, lantas dia bergerak cepat memaksimalkan potensi dikala sebuah bisnis sedang menanjak keatas.

karena pada hakekatnya setiap bisnis itu ada masanya, ada masa naik, masa puncak dan masa jenuh atau turun. dan saat itu bisnis wartel sedang manis-manisnya. ahmad menjadi salah seorang yang memetik buah dari kebijakan telkom dalam memudahkan izin wartel.

maka itu alangkah sedihnya bagi seorang yang hanya berjiwa follower, berbisnis hanya karena ikut-ikutan, alih-alih dia mengambil start di puncak peak bisnis, namun dia terjerembab, karena saat dia memulai bisnis, pasar sudah jenuh!.

*******

tanjung barat, dari pasar minggu ke arah depok, sebelum lenteng agung,

Siang itu panasnya amat terik, membuat malas setiap orang untuk keluar rumah, pohon-pohon yang baru di tanam serasa malas meneduhi orang yang berada di bawahnya untuk menunggu bus.

diujung stasiun tanjung barat ada sebuah pemberhentian bus, 'waru' begitu orang menamakan 'halte' tersebut. wartel ahmad berada tepat di depan gang waru tersebut,

setelah memarkirkan motor, kami langsung masuk ke dalam wartel yang ber-KBU empat tersebut, wartel yang disewa empat juta lima ratus setahun ini terdiri tiga ruangan, ruangan depan digunakan sebagai 'wartel' untuk orang nelpon, ruangan di sebelahnya dijadikan sebagai tempat service peralatan wartel. hal ini nampak dari berjejernya perangkat wartel di meja yang dijadikan tempat menyolder. di ujung ruangan sebelum kamar mandi ada kamar yang di gunakan ahmad berkantor.

mengenai angka empat juta lima ratus ini ada cerita tersendiri, ahmad memberi tips, untuk keamanan bisnis kita kedepannya, musti di buat perjanjian dengan pemilik tempat, hal ini agar si pemilik tempat tidak menaikkan seenaknya di tengah bisnis kita yang sedang berkembang. jadi, dia memberi kepastian kepada pak haji yang punya tempat, bahwa tiap tahunnya dia akan menaikkan kontrakan sebesar 500ribu, ditahun pertama dia sewa 4 juta, tahun ini 4.5 juta tahun besok 5 juta dan seterusnya. dengan begitu dia bisa menganggarkan biaya tempat tanpa was-was kontrakan naik dengan harga yang tidak wajar.

karena sempitnya ruangan tersebut, kami memutuskan untuk rapat di ruang tengah, duduk di kursi tua yang sobek disana-sini, gak papa yang penting rapatnya, bukan tempatnya.

"gio, tolong beliin 3 teh botol, yang dingin ya...sekalian beli gorengan, uangnya pake aja yang laci" pinta ahmad pada pegawainya.

'oke bos..." bagio langsung ngeloyor keluar.

"mad, ente tiap hari ngantor disini" uwi membuka diskusi

"begitulah kira-kira, harap maklum dech, gak seperti di kantor ente berdua, ber-ac, bersih, nyaman dan harum ya..." ahmad merendah

"tapi khan ente enak mad, ngantor gak ada yang ngatur, masuk terserah kita, beda sama kita yang masuk harus teng jam 8, pulang gak boleh kurang jam lima sore, ya gak wi?" kataku lempar ke uwi

"tul bang, pepatah bilang, lebih enak jadi kepala cicek daripada jadi buntut buaya, walaupun kecil bisnisnya tapi khan ahmad jadi big bosnya, gak seperti kita yang cuma jadi pegawai, kalau dibilang buntut, kita adanya di ujung buntut, he he he..." sahut uwi

" udah deh kelamaan, kita mulai rapatnya"ahmad mencoba mengalihkan pembicaraan.

"lanjut..." uwi dan bambang kompak.


kipas angin yang dipasang dilangit-langit siang itu menjadi saksi dari sebuah kesepakatan bisnis mereka bertiga, ya awal sebuah bisnis sedang di kumandangkan. lihatlah dunia, lihatlah niat baik sedang di perbuat.


to be continued

Tuesday, March 10, 2009

awal sebuah bisnis

sampai dikantor hari ini aku lebih awal, di laptop yang sudah kubuka ada sebuah email dari teman kecilku, mas bambang, yang dulu pernah kuceritakan...
'fren, ini aku punya catatan kecil, ente share ya di blog ente...' begitu pesannya...

setelah kubaca dua kali, sayang kalau tidak upload ke teman-teman lain, semoga bermanfaat...

*******

rasa kantuk karena semalaman qiyamul lail sudah terlewatkan, matahari sudah agak tinggi, jam sembilan rupanya...., kulihat kawanku sudah lebih dulu bangun dan mengambil tempat di pojok masjid untuk tilawah, kali ini aku kalah.....

masih hangat di kepala ini bagaimana kesan yang mendalam terhadap teman sekelas yang sudah melesat menjauhi kami, dikala kami masih berkutat dengan gaji yang cuma satu setengah juta, dia sudah berbicara mengenai kontrak kerjanya yang menembus dua milyar. dikala kami masih harus berbagi tempat tidur dengan anak-anak, dia sudah memberi kamar tersendiri untuk pembantunya.

secara manusiawi aku dan mungkin semua teman-teman yang kemarin ikut buka buka puasa dirumahnya punya perasaan yang sama, iri. ya betul sebuah perasaan iri, toh hal itu untuk sebuah kebaikan tidak salah ya.

semoga semangat iri itu bisa mengejawantah menjadi sebuah percepatanku dalam sebuah semangat menempa diri lebih keras agar potensi diri yang sudah dianugrahkan dapat berbuah kebaikan.

sedih hati ini ketika ingat, rona wajah istriku yang harus kembali meminjam uang kepada temannya, hanya untuk membeli sayur. masalahnya aku belum bisa pinjam ke temanku karena hutang sebelumnya belum ku bayar.

'mas gak enak ni, masak kita ngutang lagi sama mas nono, kan sayur yang kemarin belum di bayar?' katanya sedih

'kalau gitu kamu pinjam sama mbak izah aja, sepertinya dia baik orangnya, lagian ku lihat mas anto sepertinya dapat rezeki tu semalam' suruhku memelas.

malam itu kami akhiri dengan hati yang malu... malu kenapa sampai harus berhutang, karena tidak mungkin aku menyetop jatah orang tua ku yang memang aku sudah komitmen saat sepekan sebelum menikah dulu, bahwa aku akan tetap mensubsidi walaupun sudah berkeluarga.


'mas sudah ni, silahkan gantian' seru seorang teman yang sudah selesai mandi

' oh ya, terima kasih' kataku kaget, sambil langsung melangkahkan kaki ke kamar mandi.

*****

Sadaqallahul adzim....

alhamdulillah, sudah setengah juz....sesuai target.

'bagaimana bang, dah khatam' basa basi ahmad, teman itikahku.

'ah ente, bisa aja, masih kurang 3 juz lagi, ente gmn?

'alhamdulillah , doain ya biar ntar sore aku bisa khataman lagi...' katanya merendah

luar bisa ini temanku, sudah hampir dua kali khatam pada ramadhan lagi, padalah puasa masih lima hari lagi.


'mad, aku mau ngomong ni, agak serius..' ujarku mengalihkan pembicaraan

'emang selama ini kita ngomong gak pernah serius...?' candanya

'begini, aku mau curhat sama ente ..., mau khan dengerin curhatanku?' pintaku

'dengan senang hati' katanya sumringah

'sudah beberapa bulan ini sejak anak keduaku lahir, keuangan di rumah rada sulit, ada saran' aku memulai.

'oooo, kalau itu sih aku dah lama, cuma khan karena aku gak kerja kayak ente rejekiku gak bisa di tebak, kadang bulan ini minus 3 kadang besok surplus 10...he he he...' jelasnya

'iya ya, sekarang aku gak ada pemasukan selain yang gajiku yang tiap tanggal 1 selalu nongol di rekening secara statis, maksudnye gak ada fluktuatifnya seperti ente..., ini jadi pemikiranku setiap malam, bagaimana aku bisa keluar dari lingkaran ini, lingkaran yang banyak hutangnya', desahku.


'bukannya dulu dah aku kasih tahu supaya ente mulai cari tambahan bang?' tembaknya

'betul, aku sudah kok mulai coba jualan di kantor, dari jualan baju muslim, madu, sampai mainan anak-anak, tapi ya itu, hasilnya belum nonjok' selorohku.

'gak papa, ente istiqomah aja jalanin itu, dalam bisnis itu yang penting adalah mentalnya, mental untuk jualan, mental untuk ngerasain untung, rugi dan mental merasakan petualangan sebuah bisnis, karena seorang yang sudah sekolah bisnis bahkan sampai ke amerika pun, tapi belum pernah jualan, maka belum bisa dikatakan dia seorang pebisnis, bisnis itu harus di rasakan, seperti kita bisa menjelaskan rasanya madu, apabila memang sudah pernah meminum madu' panjang lebar ahmad menjelaskan.

aku hanya terdiam seperti seorang anak yang sedang asyik mendengarkan seorang ustadz mendongeng kehebatan para sahabat di perang badar.


'okeh deh, aku jadi semangat lagi ni....' ujarku semangat.

'cuma gini bang, dari pengalaman ane, sepertinya kalau cuma jualan yang ecek-ecek gitu kapan kaya-nya, sepertinya kita musti berkolaborasi deh...'ajak ahmad.

'maksud ente' kejarku

'begini, inget khan teman kita semalam yang sudah bermomset milyaran?, gimna kalau kita mencoba peruntungan yang sama, ane punya pengalaman bisnis, mungkin bisa di kawinkan dengan keahlian ente di bidang satelit' ajaknya.

'wah boleh juga tuh, tapi khan aku cuma teknisi biasa, mau main seperti apa?, modalnya?, kantornya? sepertinya masih jauh dech ' kataku lirih.

'ente gimana sih, baru gitu aja sudah lemes, dulu bill gates awalnya juga coba-coba, tapi lihat sekarang siapa orang paling kaya sejagat saat ini?

'iyya ya...'

'dah gak usah banyak mikir kita langsung sepakatin aja...setuju?'

'oke dech gak ada salahnya juga khan kalau dicoba, iseng-iseng berhadiah, semoga tahun 2001 ini bisa menjadi awal bisnis ku kelak' kataku.


Allahuakbar-allahuakbar....

'dah adzan tuh, siap-siap yuk' ahmad menggandeng tanganku, berwudhu.


bersambung







Wednesday, February 25, 2009

Cakra Manggilingan


Malam itu jam 22.00, aku keluar tol BSD..., sampai di lampu merah german centre, tidak seperti biasanya malam itu banyak sekali anak-anak usia SD mengamen, tumben ini malem rame. seolah olah ada yang menggerakkan mereka.

tiga anak bergerak ke depan mobil yang kutumpangi, rupanya mereka mau menumpang mobil losbak, mungkin mau ke lampu merah berikutnya. ada satu anak diantara 3 anak tadi, seorang anak yang menurutku usianya paling banter 8 tahun, tertinggal dengan kedua temannya yang sudah terlebih dulu berada di atas losbak. dengan susah payah dia naikkan kaki kanannya untuk dijadikan pijakan badannya, namun kaki itu terlalu pendek untuk menjangkau bibir losbak. dia mulai takut, takut lampu merahnya padam. Alhamdulillah dia punya pikir lain, dia jadikan kedua tangannya sebagai pijakan, dan hap.. dia berhasil naik, lega.
selebihnya mereka tertawa-tawa sambil lesehan diatas losbak.

aku jadi inget apa yang kemarin dikisahkan teman kecilku, bambang.
Dia bercerita bagaimana perjuangan keluarganya untuk dapat bertahan hidup di kota jakarta, merantau dari kampung yang melarat, untuk sebuah harapan indah di kota jakarta.
bersama keempat saudaranya dia harus berbagi tempat tidur di ruang tamu, karena hanya itu tempat dia bisa tidur sekaligus untuk belajar dan juga untuk menerima tamu.
untuk membantu kehidupan keluarganya yang hanya pedagang bakso, selepas jam sekolah dia menjadi juru parkir di sebuah supermarket di daerah bypas, untuk selanjutnya sorenya dia jualan koran sore.

'Allah itu Adil', kata teman saya itu. di tengah peluh kehidupan yang begitu berat, dia memiliki otak yang encer, sehingga masa sekolah adalah masa yang menyenangkan buat dia, karena di situlah dia menjadi superior, kontradiksi sekali dalam kehidupan diluar sekolah.
disekolah dia menjadi tempat bertanya, disekolah semua temannya menghormati kepintarannya. para guru menjadikan dia sebagai contoh buat murid-murid lain.
'lihatlah bambang itu walaupun tiada berpunya namun semangat belajarnya tidak seperti kehidupan lingkungannya' kata pak Yus sang guru Fisika.
'waktu SMP itu cita-citaku cukup sederhana, mau tahu nggak?' tanya teman saya itu kepadaku.
'Apa bang?' tanyaku penasaran...
'waktu itu bekerja di pabrik adalah cita-citaku, karena itulah profesi terbaik yang kulihat di sekelilingku' ujarnya menerawang.

ya begitulah kehidupan...ada pepatah jawa seperti ini "Cakra manggilingan"
cakra adalah sebuah bentuk geometri bulat yang berjeruji, cakra terkenal karena tokoh pewayangan Sri Batara Kresna menggunakannya sebagai senjata andalan.

Cakra Manggilingan adalah cakra yang menggelinding, maksud petuah jawa itu adalah bahwa hidup ini ada putarannya.
sebagaimana berputarnya kekuasaan hastinapura di tangan para pandawa dan kurawa.

teman kecil saya tadi merupakan contoh real dari ilmu kearifan jawa terebut.
teman kecil saya tersebut mengisahkan bahwa mbah buyutnya dulu adalah seorang terpandang didesanya, namun keluarganya menjadi keluarga kelas tiga di jakarta. menjadi keluarga yang tidak ditanya ketika RT mau mengadakan agustusan atau ketika masjid mau mengadakan maulidan.

namun sekali lagi, Allah itu Adil, dia menggilirkan kekuasaan atau kekuatan itu kepada yang di kehendaki-Nya. kerja keras dan hidup prihatin yang diajarkan dan diamalkan orang tua bambang, mengantarkannya menjadi orang yang di segani di lingkungannya, mengangkat derajat keluarga, menjadi kebanggaan keluarga besar. kini dia menjadi seorang pengusaha yang berhasil.

cakra manggilingan bisa berlaku kepada seorang pribadi atau kepada sebuah keluarga besar, namun semua itu merupakan sebuah kesatuan, karena pribadi adalah juga representasi atau bagian dari keluarga besar.

Ketika anda saat ini anda dalam kondisi diatas maka anda harus menyiapkan diri saat nanti anda di bawah, sehingga bisa bersiap kembali untuk duduk di kursi kebesaran. hormati orang lain yang saat ini ada di bawah anda, karena bisa jadi di tahun2 yang akan datang dia berada diatas anda.

tin... tin....tin...
bunyi klakson mobil dibelakang mengagetkanku. wuih, sudah hijau rupanya. sementara ketiga anak diatas losbak masih tertawa-tawa diantara mereka. apakah mereka akan menjadi bambang-bambang yang lain...? semoga Allah memberi jalan buat mereka, sebagaimana Allah sudah memberi kunci kehidupan buat bambang.

....
ditulis saat hati ini ingin belajar kearifan leluhur...

Tuesday, February 24, 2009

menuai yang di tanam


siang itu jakarta amat panas, seorang gadis berjilbab berlari kecil menuju ke bawah sebuah pohon untuk menghindar dari serangan panas matahari. jilbab birunya bergelayutan di tiup angin siang.

sambil menunggu metromini yang akan mengantarkannya ke daerah bintaro, si gadis membuka buku, membaca merupakan hobinya. tidak berselang lama seorang anak jalanan mendekati si gadis, ooo ternyata dia mengincar bak sampah yang ada di belakang pohon tersebut.


berpostur legam si anak tersebut langsung berusaha meraih ujung tong sampah yang tingginya melebihi tinggi badannya. setelah berusaha keras akhirnya dia berhasil meraih ujung dasar tong sampah tersebut, korek sana korek sini dia tidak mendapatkan sisa makanan yang dicarinya, dia duduk terkulai lemah disisi gadis berjilbab.


dengan mata nanar dia menengok keatas, 'mbak saya dan emak sudah tiga hari ini belum makan, minta donk mbak berapa aja dech buat beli makan ....' dengan lirih sianak memohon kebaikan gadis berjilbab itu.


gadis tersebut yang dari awal mengamati sianak merasa iba, dia mencoba mencari ke dalam tasnya siapa tahu ada uang yang bisa di berikan kepada sianak.

Dia menemukan dua lembar seribuan, satu lembar 50ribuan dan satu lembar 100ribuan, kemarin baru aja dia gajian (gajinya 150rb untuk seorang kasir di sebuah BMT yang baru berdiri).


berpikir sebentar, lantas si gadis tersebut memberikan satu lembar 100ribuan.

'Dek... ini uang kamu kasih ke emak kamu ya, janji mau?' perintah si gadis

'iyya mbak, ini gak salah mbak, ngasi saya sebesar ini...?' sianak terheran senang

'bilang sama ibu ini uang, dipake buat modal dagang, dagang apa aja yang penting bisa makan tiap hari...' jelas si gadis.

'baik mbak...' sambil menerima uang 100ribu

sekelebat sianak berlari sekencang-kencangnya kearah ibunya, berteriak kegirangan....

'emaaak... aku dapat duit banyak maaaaaak....., emak dapat seratus ribu......'


Sigadis berjilbab tersebut merasa bahagia..... bisa memberikan sesuatu yang berharga buat orang lain.... gak papa dua pertiga kuserahkan kepada sianak, pikirnya, toh aku masih bisa numpang makan di rumah.... sisa 50ribu rasanya cukup buat ongkos sebulan, di tambah gaji dari ngajar di TPA, 'Alhamdulillah ala kulli hal...' bisik hatinya.


dilain bulan pada suatu malam hari sebelum taraweh, si gadis berjilbab itu berlari menuju kamarnya, dia keluarkan sesuatu dari balik bajunya di lemari, 'alhamdulillah sudah terkumpul 10 ribu' katanya berseri.


Dia menuju ke kakeknya dan menitipkan uang 10ribu yang dikumpulkan selama 10 hari, untuk dimasukkan kedalam kotak amal masjid. karena dia harus solat bersama jamaah putri di rumah sebelah.


kebiasaan berbagi kepada orang lain sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil. Alhamdulillah tiada sesal saat harus melepaskan uang yang ada di kantong atau di dompet. justru rasa bahagia saat harus melepaskan hasil jerih payahnya tersebut. karena dia yakin semua yang kita tanam suatu saat nanti akan kembali menjadi sesuatu yang lebih baik. karena dia yakin bahwa Allah tidak pernah tidur untuk melihat sesiapa hambanya yang sudah mempermudah hajat seseorang, maka Dia akan memberi hidup yang barokah.


10 th kemudian....


tahun ini bersama sang suami tercinta si gadis yang sudah tidak gadis lagi tersebut akan menunaikan rukun islam kelima. meninggalkan keempat anaknya membutuhkan keikhlasan dan sabaran dalam bentuk lain. ini merupakan bentuk nikmat Allah dalam bentuk lain setelah menganugerahkan seorang suami yang amat mencintainya, dan anak-anak yang diasuhnya didalam rumah yang nyaman.


Dia meyakini bahwa apa yang didapatkannya hari ini adalah karena apa yang dilakukannya diwaktu yang sudah lewat. dengan keyakinan yang tinggi bahwa Allah al Wahhab akan mengganti setiap potong keikhlasan dan kesabaran menjalani hidup.


Bukankah Allah akan memberikan jalan kemudahan bagi kita? sebagai balasan akan jasa kita membantu saudara kita untuk memenuhi hajat hidupnya.
karena sekali lagi, Allah tidak pernah tidur untuk menjadi saksi bagi kita.
di tulis saat hati ini ingin berbagi....

Friday, February 13, 2009

aku ingin berbuat sesuatu....


satu dua pekan yang lalu secara kebetulan ada lima SMS dan telepon yang nadanya sama, '....wid tolong donk anak gue, masukin ke perusahaan loe, gue lagi nganggur nih..., lamaran dah tak titip anak buah loe',

Dihari berikutnya ada SMS yang baru aku balas dihari berikutnya ' akhi, ada simpatisan yang butuh kerja, dia baru keluar dari pabriknya, dia bisa mesin dan elektronika, kali aja ada lowongan...'

'Wid masih inget gue nggak? usup ni teman loe dulu, tempatku kerja lagi rasionalisasi ni, ada lowongan gak di tempat loe?' itu SMS dari teman kecil, aku terima ditengah kunjunganku ke masjid kubah mas depok, pada ahad yang mendung.

'Wid ada teman yang baru keluar pabrik, kasihan anaknya sudah tiga, tolong dech kalau ada kerjaan buat dia', pinta rekan dimana dulu aku bekerja.

satu lagi SMS yang nadanya mirid dengan empat SMS diatas.


Ya Allah, aku yakin Engkau menjaga mereka semua, semoga saja ada tempat sandaran lain untuk sekedar menyambung hidup mereka. kalau sudah begini, cita-citaku untuk mempunyai banyak pabrik yang memperkerjakan banyak orang, kembali mengaung-ngaung dalam setiap doaku pada sang pencipta materi.

Sayangnya akhir-akhir ini aku baru saja merumahkan sekitar 30an orang yang telah membantu proyek buku kemarin, sedih kadang, namun bagaimana... proyek sudah selesai semoga nantinya aku bisa memperkerjakan mereka kembali.

Sedangkan usahaku di bidang antena, saat ini sedang kami evaluasi, karena berpotensi rugi, kenapa bisa rugi...???.

Jadinya bisa di tebak, jawabanku terhadap teman2 yang membutuhkan pekerjaan, kuminta mereka bersabar semoga saja nanti aku bisa membantu bila waktunya tepat.


sewaktu lihat TV One kemarin aku baca text line, 1000 buruh pabrik di cimahi di rumahkan, kemudian ada berita lain, 2500 pekerja tekstil di daerah tangerang terkena PHK.

itu hanya dua berita yang secara acak ku rekam, MasyaAllah... berapa banyak lagi yang saat ini amat berharap agar tidak di rumahkan, dan yang sudah dirumahkan berharap semoga ada pekerjaan yang bisa memberi makan anak istri mereka.


pada saat perjalanan pulang, menjelang malam aku lihat dua orang mantan karyawanku yang dirumahkan sedang mengamen..., hati ini menangis, Ya Allah beri aku kekuatan!


Setidaknya sebagai seorang pengusaha aku sudah merasakan efek dari krisis global, bagaimana banyaknya orang-orang yang butuh pekerjaan. semoga Allah yang maha Kasih memberikan jalan kepada usaha baru yang saat ini sedang kurintis...


keluh kesah hati ini adalah bagaimana aku bisa membagikan pemahaman bisnis yang saat ini Allah karuniakan kepadaku kepada sebanyak mungkin orang, agar semakin banyak orang yang bisa memberi pekerjaan kepada orang lain....

Aku yakin, seyakin ketika keraguan itu muncul pada bisnis buku kemarin, bahwa Allah akan memberi jalan!

amin....

ditulis ketika hati ini sedang luang untuk rekreasi pikir.



Sunday, February 1, 2009

ketika mesin itu sudah panas....


Hari minggu lalu saya kebetulan ikut 'jalan-jalan' dengan salah seorang teman yang menjadi kader PKS. 'daripada diem di rumah yuk ikut aku, kita lihat teman2 PKS, bagaimana mereka aksi di lapangan...' kata temen saya saat itu.
Rasa penasaran membuat enteng kaki ini untuk ikut, seperti apa sih gerakan2 PKS, apa sama dengan yang saya dengar dan baca di media.
jadinya hari itu saya ikut seharian keliling tangerang sama temen saya itu..., jam 7 pagi saya sudah di berdiri diantara kader-kader PKS yang jualan nasi uduk, 'nasi uduk PKS' plus ukur tensi darah gratis plus dapat kalender... itu semua bisa di dapat dengan harga seribu rupiah, siapa coba yang nggak ngiler, makanya tidak lebih dari 60 menit nasi uduk plus plus tersebut langsung ludes. selesai jualan nasi uduk mereka langsung menyebar desa untuk silaturahmi ke warga, mereka menyebutnya DS, atau direct selling. bayangin mas, mereka datangin rumah satu persatu!.
hebat juga ni temen2 PKS, ada aja idenya menjual partai.
'kita jalan lagi ke DPRa (red : rantingnya PKS) yang lain" ajak teman saya itu.
berjarak sekitar 6 kilo, kita sudah sampai di lokasi baksos, pengobatan gratis oleh dua dokter, 'sudah berjalan 30 menit yang lalu, karena memang sudah dimulai jam 8 pagi tadi', kata temennya teman saya.
' mas apakah tiap ranting di PKS pada buat acara seperti ini?' tanya saya, saat kita sudah di mobil untuk ke ranting yang lain.
'iya, begitulah mas' katanya, ' sudah menjadi agenda rutin tiap pekan kita adakan aksi melayani masyarakat, dan tiap ranting disilahkan berkreasi'.
di perempatan jalan yang ramai aku lihat ada spanduk besar, yang isinya konsolidasi kader bersama presiden partai Ir. Tifatul Sembiring.
'nanti sampeyan ikut donk acara itu' sambil saya menunjuk ke arah spanduk tersebut.
'ya iyalah, masak ya iya donk' kelakarnya.
padahal kalau dilihat acaranya jam 13, jadi mereka hanya istirahat sebentar langsung ikut acara lain, benar-benar hari libur yang sibuk.
tidak lama berjalan kita berhenti di sebuah pertigaan , 'sebentar mas kita mampir dulu ke ranting sini, tuh ada teman2 yang lagi manjat-manjat pohon, masang bendera'. ajak teman saya itu.
disitu berkumpul sekitar 5 orang, ' lagi masang apa aja pak?' sapa teman saya.
'bendera sama baliho pak, teman-teman yang lain nyebar nempelin poster' jawabnya.
nampak kontras baliho2 yang terpasang di pertigaan jalan ini, banyak caleg tiap partai menjual mukanya agar di contreng tanggal 9 april nanti, namun di baliho yang dipasang teman2 PKS ini, terlihat kebersamaan diantara caleg2nya, disitu terpampang foto bersama caleg dan dibawahnya tertulis nama2 mereka sesuai nomor urut.
nampak akrab sekali, beda dengan yang kemarin saya dengar dari teman yang aktif di salah satu partai, yang mengeluh kalau diantara caleg sesama partai terjadi rebutan konstituen. wajar juga kalau petinggi PKS bilang kalau keputusan MK sangat menguntungkan mereka.
setelah lelah keliling2 satu kecamatan, aku siapkan pertanyaan pamungkas ' mas dari sekian banyak kegiatan ini dananya apa di drop dari atas?'
'Ada memang dari atas, tapi paling banter dikasih stiker ama bendera itupun gak seberapa, masak satu kecamatan di kasih 20-30 bendera, kalau kader-kader sini gak patungan mana bisa kita menyaingi atribut partai lain?, contohnya nasi uduk yang tadi kita lihat, itu kerjaan PWK (red : pos wanita keadilan) ranting yang secara bergiliran berbagi tugas membuat nasi uduk atau tempe atau mienya'
selesai dari pertigaan kita menuju ke desa sebelahnya, dari kejauhan aku sudah bisa menebak, suara mesin fogging sangat terdengar keras.
rupanya ranting ini sedang mengadakan fogging, pas banget, lagi musin hujan begini memang tepat menjual jasa fogging.
'kebetulan kemarin ada kader yang nyumbang dana cukup besar lalu setelah rembukan kita belikan mesin fogging, kita kerjasama dengan RW/Rt yang bersedia membeli obat plus solarnya, sedangkan alat plus SDM gratis dari kita', jelas teman saya itu.
jam 11 kita berpisah, sampai di rumah aku langsung merebahkan badan, tidak lama hp ku berdering, anto klaten, tertera di display.
ada apa ni anto tumben-tumbenan telepon.
' mas iki anto, piye kabare?' tanya nya
'alhamdulillah baik, ada apa ni, tumben telepon ?' jawab dan tanya saya
'ini mas aku besok mau ke jakarta mau belanja atribut PKS' katanya tersenggal2
'ini kamu ngomong kok seperti orang abis lari, emang gi ngapain?' tanya saya
'kita baru aja selesai ngadain baksos di dusun pundungan, ramai banget, kitanya jadi kuwalahan, besok aku pas kejakarta mau mampir ke rumah sampeyan' infonya
'ok, aku tunggu ya, jangan lupa aku titip peyek tempe'
glek, tadi baru aja aku melihat aksi nyata PKS di sini, diwaktu yang sama, mesin PKS yang lain sedang bekerja secara paralel.
melihat fenomena ini, bisa dipastikan kalau saja PKS tidak menang, tapi akan sangat di perhitungkan oleh kompetitornya.
aku jadi ingat kata-kata teman saya tadi' mas PKS itu kan partai dakwah, dalam islam dakwah itu bagian dari ibadah, jadi mudah saja kader-kader itu memberikan apa yang mereka punya, karena dalam pemahaman kami, itu semua adalah ibadah, mereka hanya mengharapkan ganjaran dari gusti Allah, ikhlas mas'.
argumen mereka adalah bahwa akan dihitung sebagai pahala manakala kita punya kontribusi mengantarkan orang-orang yang baik di DPR sana, karena segala undang-undang yang akan bermanfaat buat rakyat di godok disana.
memang gak ada matinya nich kreatifitas PKS, dari iklan yg fenomenal hingga stiker-stiker yang unik, coba aja klik 8-pks.blogspot.com, :)

Friday, January 30, 2009

My Dream


Someday,

I’ll load
my Business

with side Picture