Thursday, November 1, 2007

BERBAGI DALAM BISNIS


Kemarin sore sambil pulang saya dengerin Smart FM, kebetulan sore itu sedang dibahas bisnis stock option oleh pakarnya yaitu pak Abraham Lembang, banyak hal yang ku tahu dari talk show tersebut, namun ada satu hal yang ku ingat dan sangat mengena, justru bukan masalah stok option, bahwa dalam bahasa mandarin huruf-huruf yang merangkai kata serakah dan miskin itu mirip sekali, jadi kalau mau kaya janganlah serakah, begitu kira kira pesan beliau.

Memang hal itu banyak diajarkan dalam kaidah-kaidah bisnis, dalam Islampun di berlakukan azas berbagi melalui banyak jalan dengan berbagai istilah dan pemahamannya, dari zakat hingga wakaf.

Saya jadi ingat dengan kejadian yang belum bisa terlupakan dalam memori otak ini, bagaimana cerita seorang TDB (pekerja) yang beralih kuadran menjadi TDA (pengusaha), dalam hitungan 2 tahun bisa membukukan sebuah proyek milyaran, namun dalam tahun ketiga orang tersebut mengadu dengan berbagai hutang yang ada di mana-mana, padahal saya tahu bahwa dengan pengelolaan yang baik maka keuntungan dari bisnis tersebut akan berjumlah ratusan juta. Karena saya ikut mengawal proyek tersebut sampai satu bulan sebelum di tanda tanganinya kontrak.

Kenapa antiklimaksnya kok cepat sekali ya ?, analisa saya terhadap kasus diatas adalah karena pengelolaan yang tadinya dua orang lalu diambil sendiri oleh salah seorang diantara mereka, yang mengambil risiko dan keuntungan itu adalah orang yang saya ceritakan diatas. Ada keinginan untuk untung besar, bukankah kalau berdua berarti harus berbagi keuntungan.
jadinya tidak ada yang bisa mengerem saat pengeluaran uang begitu derasnya, dan tidak ada tempat untuk berbagi kendala.

Saya sendiri saat ini sedang menikmati kebersamaan dalam mengelola bisnis yang kami bangun sejak 2002 lalu.

Setelah merenung dan berpikir ternyata memang banyak keuntungan saat kita berbisnis dengan berpartner. Berikut saya mau berbagi, keuntungannya kalau kita berpartner dalam berbisnis. Sila simak,

Satu,
Kita bisa saling melengkapi kekurangan, dan ini terbukti ketika saya memberi second opinian untuk mempertahankan seorang karyawan yang akan dipecat karena suatu kesalahan, ternyata saat ini karyawan tersebut menjadi andalan kita.

Dua,
Sinergi relasi, kadangkala kita membutuhan sesuatu yang itu ada di kepala partner kita, atau sebaliknya kita bisa memberikan masukan akan calon-calon pelanggan potensial.

Tiga,
Melemaskan otot otak, maksudnya apa ?, Pasti itu yang ada dipikiran anda…?
Tanya dech, kesemua orang yang berbisnis, pasti sering stress memikirkan banyak hal, mulai dari taguihan yang belum cair, kelakuan pegawai yang mengkhawatirkan, gajian yang harus di bayarkan, dan banyak hal yang memang menjadi konsekuensi seorang pengusaha (tapi kalau sudah biasa, jadi kebal kok…)
Untuk merelaksasikan otak, perlu sarana untuk berbagi, dan dengan partner bisnislah hal ini bisa dilakukan. Sehingga neuron-neuron dalam otak kita bisa lebih nyaman.

Empat,
Berbagi tangung jawab, lebih focus pada satu pekerjaan akan memaksimalkan hasil, itu kaidah yang saya ambil dengan berjalannya bisnis selama ini. Dengan berpartner kita bisa berbagi tanggung jawab, seperti saat ini saya hanya menangani masalah teknis dan SDM, sedangkan mengenai keuangan dan administrasi dipegang kawan saya. Bukan berarti lepas lho, kita selalu berdiskusi untuk masalah-masalah yang timbul.

Lima,
Mempertinggi kans bisnis untuk terus eksis dan maju, dengan berpartner maka makin banyak yang berkeinginan usaha ini maju. Misalnya kita berpartner tiga orang ( ini yang saya sarankan, tidak lebih!, Nanti saya bahas), maka yang akan memohon kepada Allah, sang pemberi rezeki adalah minimal enam orang (yang sudah beristri ya), belum kalau kita punya anak. Belum lagi kalau masing-masing kita banyak berderma kepada orang yang selalu mendoakan untuk kemajuan usaha kita. Wuih, pokoknya banyak dech yang berkepentingan untuk kemajuan bisnis kita.

Diatas adalah idealitas berpartner dalam bernisnis, bukan berarti single fighter itu tidak bagus lho, banyak juga kok kebaikan dalam berbisnis sendirian, mungkin karena pengalaman saya bagus dalam berpartner jadi itu yang bisa saya tulis.

Tapi ingat keberhasilan bisnis berpartner ada pada TRUST...., betul, kepercayaan!, lihat tulisan saya sebelumnya mengenai TRUST, apabila rasa saling percaya sudah ternodai, maka yakin dech, bisnis tersebut tidak akan lama berjalan.

Kemudian selain TRUST, perlu juga adanya kesepahaman dalam menyikapi mengenai rezeki, karena rezeki itu tidak akan pernah tertukar dari satu orang ke orang lain. Masing-masing sudah ada takarannya. Sudah ada rekeningnya di ‘lauhil mahfudz’ sana. Jadi gak perlu panik ketika orang lain mendapat harta berlebih dari kita. Widoyo2016.

No comments: