Rasa bahagia itu adalah bila kita dapat bersujud dibawah kabah, memadu kasih kepada sang khalik, duhai Rabbi sungguh indahnya momen itu, izinkan aku kembali bersimpuh....
Rasa bahagia itu adalah saat2 kita hanya berdua saja dengan ilahi dimalam sunyi, menangis diri memohon keridhoan-Nya untuk selalu mengabdi......
Sungguh bahagianya diri ini saat berjalan menyusuri bagian depan masjid nabawi, lalu mengucapkan salam kepada rasul tercinta dari samping tempat beliau beristirahat, wahai kekasih Allah menangis diri ini, merindui bertemu dikau yang mulia, akankah tiba masanya...?
Rasa bahagia itu hadir ketika senyum ibu bapak tercinta, bangga dengan prestasi yang kita torehkan, ya Allah sempurnakan harap doaku untuk surga bagi mereka berdua.
Rasa bahagia itu menghampiri tatkala kita selalu hadir di rumah Allah saat muadzin iqomah.
Sungguh rasa bahagia itu menyusuri tiap relung hati, disaat dzikir2 yang terucapkan terhayati sepenuh arti.
Rasa bahagia itu merasuki hati, disaat malam bersama istri tercinta, dari samping pintu kita melihat anak2 yang damai dalam tidur lelapnya.
Rasa bahagia itu kembali muncul disaat bada subuh kita berjalan menyusuri kampung bersama keluarga terkasih, makan soto lamongan berjamaah, lalu pulang naik angkot, sembari menjawab celotehan bocah, mengapa Allah turunkan hujan?, kenapa setan itu ada? Oh Allah yang maha Kuasa, kekalkan cinta diantara kami hingga disurgaMu.
Tiba-tiba bahagia itu membuncah saat menghampiri rumah, badan lelah bekerja, dari kejauhan anak2 tercinta berteriak abi.........., kupeluk mereka semua dalam dekapan kasih sayangMu ya Allah.
Rasa bahagia itu juga hadir di saat kita dapat membantu saudara hingga dia bisa menyampaikan hajatnya. Sebaik-baik engkau adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain.
Sungguh rasa bahagia itu tidak jauh diawang-awang, namun bahagia itu ada di dada, dekat sekali dengan hati kecil kita.
Berdoalah selalu, berharaplah selalu agar Allah izinkan hamba yang lemah ini dapat senantiasa mencintai-Nya sepenuh hati, karena dari situlah pintu segala kebahagian bermula.
Sudahkah kita merasakan cinta yang begitu indah dari sang Khalik?
Sungguh Allah akan berlari kepada kita disaat kita menuju-Nya dengan berjalan.
Azzamkan dalam dada bahwa cinta kepada Allah adalah segalanya.
Wallahu'alam bis showab.
Ditulis saat hati ini bahagia dan rindu dan kangen kepada sang pencipta.
Sunday, May 23, 2010
Monday, May 3, 2010
bisa sholat berjamaah adalah nikmat yang luar biasa
mungkin judul diatas terlalu panjang, tapi ya karena tidak ada kata singkat yang bisa mewakili, tertulislah seperti diatas.
tidak semua orang bisa memiliki kesempatan sholat berjamaah di masjid tepat pada waktunya. Allah memilih hamba-hambanya yang bisa mendapat ganjaran kelipatan hingga 27 kali di banding sholat sendirian.
namun mengapa tidak setiap orang merasa menyesal ketika tidak bisa hadir sholat tepat waktu di masjid terdekat ?.
sekali lagi itu adalah anugerah dan karunia yang Allah titipkan tidak pada setiap muslim. hanya yang terpilihlah merasa menyesal tatkala tertinggal sholat berjamaah. seperti sahabat umar, ketika beliau melangkahkan kaki menuju ke masjid hendak sholat ashar, dia melihat jamaah sudah bubar, hatinya hancur berkeping-keping, menyesal setengah mati, mengapa sampai ketinggalan. dengan azzam kuat dia menginfakkan kebun yang menjadi sebab dia terlambat. karena dia keasyikan menyusuri kebun yang hampir panen, kurmanya merekah sungguh menggoda, tergambar ribuan dirham yang akan dapat di gunakan menambah amalan sedekah kepada fakir miskin.
kebun yang hampir panen itu dia sumbangkan ke baitul mal. begitulah sebentuk penyesalan seorang hamba terpilih, hanya karena tertinggal satu sholat.
saat subuh menghampiri rumah, tiba-tiba dua mata ini terbangun, Allah membangunkan kita, Alhamdulillahiladzi ahyana ba'da ma ama tana wailaihi nusyur......
nikmat mana lagi yang kau dustakan, disaat banyak manusia masih menarik selimutnya dalam-dalam, disaat manusia masih banyak yang terlena dalam mimpi yang mengerikan, Allah bangunkan kita.
hanya orang-orang yang terpilih saja yang dapat kesempatan ini.
ada sebuah kisah tentang seorang yang sholeh, dia biasa melaksanakan sholat lima waktu berjamaah di masjid, tiada waktu sholat akan di dirikan selain dia sudah berada di masjid atau musholla.
suatu hari dia merasa ruhiyahnya turun akibat maksiat mata yang mendera, saat menjelang magrib dia masih terjebak macet di daerah harmoni. Berpikir keras dimana bisa melaksanakan magrib di masjid atau minimal di musholla. akhirnya sesaat setelah kumandang adzan selesai di radio mobilnya. dia bisa menepi di sebuah swalayan, sesaat mobil parkir dia langsung mencari tempat sholat. di tunjukan oleh seorang pramuniaga dimana dia bisa sholat. wudhu masih membasahi wajahnya saat dia sampai di tempat sholat yang hanya bisa di pakai berdua, hampir sepuluh menit menunggu tidak kunjung tiba orang yang bisa di ajak sholat bareng. sedih sekali rasanya sholat maghrib di tempat seperti ini tanpa teman.
batinnya menangis, dosa apa kiranya yang membuat dia tidak bisa berjamaah hari itu. dia teringat kanjeng nabi dengan petuah-petuahnya yang mendamaikan hati.
baru sekarang terasa betapa mahalnya kesempatan sholat berjamaah di masjid.
akankah kita melalaikan sholat kita ?
semoga Allah merahmati kita semua dengan indahnya berjamaah.....
tidak semua orang bisa memiliki kesempatan sholat berjamaah di masjid tepat pada waktunya. Allah memilih hamba-hambanya yang bisa mendapat ganjaran kelipatan hingga 27 kali di banding sholat sendirian.
namun mengapa tidak setiap orang merasa menyesal ketika tidak bisa hadir sholat tepat waktu di masjid terdekat ?.
sekali lagi itu adalah anugerah dan karunia yang Allah titipkan tidak pada setiap muslim. hanya yang terpilihlah merasa menyesal tatkala tertinggal sholat berjamaah. seperti sahabat umar, ketika beliau melangkahkan kaki menuju ke masjid hendak sholat ashar, dia melihat jamaah sudah bubar, hatinya hancur berkeping-keping, menyesal setengah mati, mengapa sampai ketinggalan. dengan azzam kuat dia menginfakkan kebun yang menjadi sebab dia terlambat. karena dia keasyikan menyusuri kebun yang hampir panen, kurmanya merekah sungguh menggoda, tergambar ribuan dirham yang akan dapat di gunakan menambah amalan sedekah kepada fakir miskin.
kebun yang hampir panen itu dia sumbangkan ke baitul mal. begitulah sebentuk penyesalan seorang hamba terpilih, hanya karena tertinggal satu sholat.
saat subuh menghampiri rumah, tiba-tiba dua mata ini terbangun, Allah membangunkan kita, Alhamdulillahiladzi ahyana ba'da ma ama tana wailaihi nusyur......
nikmat mana lagi yang kau dustakan, disaat banyak manusia masih menarik selimutnya dalam-dalam, disaat manusia masih banyak yang terlena dalam mimpi yang mengerikan, Allah bangunkan kita.
hanya orang-orang yang terpilih saja yang dapat kesempatan ini.
ada sebuah kisah tentang seorang yang sholeh, dia biasa melaksanakan sholat lima waktu berjamaah di masjid, tiada waktu sholat akan di dirikan selain dia sudah berada di masjid atau musholla.
suatu hari dia merasa ruhiyahnya turun akibat maksiat mata yang mendera, saat menjelang magrib dia masih terjebak macet di daerah harmoni. Berpikir keras dimana bisa melaksanakan magrib di masjid atau minimal di musholla. akhirnya sesaat setelah kumandang adzan selesai di radio mobilnya. dia bisa menepi di sebuah swalayan, sesaat mobil parkir dia langsung mencari tempat sholat. di tunjukan oleh seorang pramuniaga dimana dia bisa sholat. wudhu masih membasahi wajahnya saat dia sampai di tempat sholat yang hanya bisa di pakai berdua, hampir sepuluh menit menunggu tidak kunjung tiba orang yang bisa di ajak sholat bareng. sedih sekali rasanya sholat maghrib di tempat seperti ini tanpa teman.
batinnya menangis, dosa apa kiranya yang membuat dia tidak bisa berjamaah hari itu. dia teringat kanjeng nabi dengan petuah-petuahnya yang mendamaikan hati.
baru sekarang terasa betapa mahalnya kesempatan sholat berjamaah di masjid.
akankah kita melalaikan sholat kita ?
semoga Allah merahmati kita semua dengan indahnya berjamaah.....
Sunday, May 2, 2010
adakah kita sedang di uji....
hari ini tidak seperti biasanya, aku berangkat jam 8 pagi, sekalian antar jagoan yang masuk pagi..., biasanya aku berangkat lebih siang,
sepanjang serpong alhamdulillah sudah tidak ada lubang musuh ban mobil, rupanya pihak pemda sudah mendengar jeritaan ribuan mobil yang setiap hari melintasi antara bsd kebon nanas.
"hari ini kelas enam ujian bi" anak saya yang baru kelas lima menjelaskan alasannya mereka libur selama dua pekan. kalimat itu tiba2 terlintas ketika mataku menatap sebuah pengumuman agar pengguna jalan tidak gaduh saat melewati sebuah bangunan SD negeri di tegal rotan.
kemarin tetangga sebelah bersenang ria karena anak pertamanya lulus SMU, sebelumnya temanku beda angkatan mengabarkan berita baik bahwa anaknya sudah lulus SMP.
Namun di tempat lain aku melihat kesedihan mendera mereka karena anaknya tidak lulus ujian.
tak kurang Aa Gym di pengajian bada subuhnya menghibur anak dan orang tuanya agar bersabar , tidak lulus ujian bukanlah akhir kehidupan, ada sebuah hikmah disetiap kejadian.
menjadi sebuah kewajaran bahwa mereka yang lulus akan bergembira dan amat bersedih bagi yang belum lulus.
dalam hidup pun selayaknya kita memahami bahwa Allah pun butuh kepastian di mana posisi kita, apakah kita layak di uji naik ke level berikutnya? tidak mungkinlah seorang anak yang belum lulus SD harus di uji masuk SMU.
butuh perjuangan yang berkesungguhan ketika Allah tengah menguji kita, terkadang Allah menguji kita dengan harta yang berlimpah, lain waktu Allah uji kita dengan godaan wanita nan jelita, pada posisi lain Allah menguji kita dengan kesempitan hidup, kemiskinan yang seolah tiada bertepi. pada orang yang berbeda Allah menguji dengan istri dan anak-anak yang menggemaskan.
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik" (At Taubah : 24 )
cukuplah berharap dan berhasrat kepada Allah yang menguasai setiap mili kehidupan, sebagai cara kita keluar dari kerumitan ujian.
Subscribe to:
Posts (Atom)