Tuesday, March 29, 2011

sekaranglah saat tepat berbisnis


Sudah sekian lama tidak menulis di blog, setelah persiapan pengadaan alat peraga sudah runing, waktu agak reda untuk menulis kembali.

Beberapa waktu yang lalu dua teman, meminta untuk mengisi pengajian dan bertemakan mengenai enterprenership.

Sejak memulai langkah berani lima tahun silam setelah sebelumnya selama 4 tahun hidup di dua kaki, banyak sekali pelajaran mengenai bisnis yang terpahat di otak.

Rasanya ilmu itu amat berharga dan setiap kesempatan aku ingin berbagi, agar orang lain juga bisa merasakan nikmatnya berbisnis.

Kerinduanku kepada rasul bisa sedikit terobati dengan mengamalkan sunahnya, berbisnis dan bisa bermanfaat untuk sebanyak mungkin orang.

Mengutip pernyataan Dr David McClelland Seorang sosiolog dari Harvard dalam bukunya’The Achieving Society’ beliau mengatakan bahwa suatu negara dapat mencapai kemakmuran jika 2 % penduduknya menjadi pengusaha. Selaras juga yang disampaikan David Osborne dalam bukunya ‘Reinventing Govermnet’.

Itulah mengapa singapura menjadi negara yang kuat secara ekonomi, karena di sana ada 7 % penduduknya yang berbisnis. Paling makmur adalah amerika yang memiliki 12 persen pengusaha. Jepang dan Cina sebagai Negara maju di Asia memiliki 10 persen pengusaha. Mengenai china aku punya pengalaman tersendiri ketika kemarin berburu barang2 murah di sana.

Bagaimana dengan negeri tercinta, Indonesia ? menurut Dirjen Industri kecil dan menengah (IKM) Departemen Perindustrian, Fauzi aziz. Di indonesia jumlah pengusahanya baru 0.18 persen. Jauh sekali ya, wajar saja jika saat ini kita di kenal sebagai Negara konsumtif, mengingat jumlah penduduknnya yang mencapai 240 juta.

Kalau kita menengok jauh kebelakang sebenarnya Islam pun mencontohkan agar kita berbisnis.

dari sepuluh manusia hebat yang di jamin masuk surga sebagaian besar adalah para pengusaha yang sholeh. Seperti abdurahman bin auf atau usman bin affan.

Pak Nugroho (SekBid Ekonomi PKS) dalam kultwitnya menjabarkan bagaimana para sahabat menggunakan kekayaannya untuk kemaslahatan orang lain.

Usman Bin Affan saat perang tabuk melengkapi 1/3 pasukan kaum muslimin (10ribu), menyumbang 300 unta dan menyerahkan dana cash 1000 dinar, kalau di konversi ke rupiah menjadi 300 milyar.

Pada saat yang sama abdurahman bin auf menyumbang dana cash 200 awqiyah emas = 9.5 milyar.

Saat wafat abdurahman bin auf meninggalkan warisan sebesar 2.560.000 dinar atau setara dengan Rp. 4.3 trilyun!.

Rahasia kemapanan adalah jika kita sudah tidak lagi memikirkan dapur, tapi bagaimana kita melompat jauh memikirkan yang bersifat tersier. Jalan menuju kesana yang cepat adalah berbisnis, kalau sekedar mengharapkan dari karir maka perlu menunggu berpuluh tahun, apakah kita hidup hanya untuk bekerja? tanpa tidak menikmati hidup .

Mari kita ikuti sunah nabi dalam berniaga, berikut beberapa paparan mengenai bisnis.

Take Action

Berbisnis bukan teori bisnis adalah praktek. Merasakan , kita tidak tahu manisnya madu kalau tidak meminumnya.

Untuk menuju ke lantai 40 kita perlu melewati lantai dua dan seterusnya. Mulailah dari langkah pertama. Ambil sikap segera, tidak perlu menunggu untuk membentuk mental dagang. Rasakanlah sebuah transaksi, karena hakekat bisnis adalah transaksi.


Fokus

Mengamankan kekayan dalam beberapa keranjang memang tepat, namun untuk membuat keranjang supaya kuat dan gak cepat robek adalah sebuah kerja keras. Persiapkan bisnis pertama kita sampai ia benar2 ready untuk di tinggal. Dan tinggalkan bisnis yang masa depannya buram. Seperti kata pak @nukman, Jalan bunuh diri pebisnis pemula: tanam banyak benih berbeda lalu kerepotan menyirami shg tak satu pun berbuah.

Relasi

Untuk berbicara relasi coba belajar dari pak @hertantowidodo atau pak @roniyuzirman, orang yang selalu membangun relasi dengan siapa saja, sehingga bersama teman2 yang lain mendirikan komunitas tangan di atas (TDA) tempat para pengusaha dan calon pengusaha saling berbagi ilmu.

Trust

Kunci keberhasilan dalam berbisnis adalah kepercayaan, trust bisa mengalahkan uang. Setidaknya ini yang pernah saya alami beberapa waktu lalu. Berikan kepercayaan kepada orang lain maka kelak hal itu akan kembali kepada anda.

Pisahkan uang pribadi dari bisnis

Sering saya melihat kegagalan bisnis seseorang karena mencampurkan antara keuangan keluarga dan bisnis. Ketidakdisiplinan seperti ini, secara tidak sadar akan menggerus modal kita.

Berbisnis dengan Allah

Ingin berhasil dalam setiap hal tanpa melibatkan Allah adalah NOL BESAR. Bisnis adalah dunia yang penuh ketidak pastian, libatkan Allah dalam setiap transaksi kita, maka ‘tangan-tangan’ Allah akan bergerak membesarkan usaha kita.

Itu aja dulu, semoga bermanfaat , sudah jam setengah sepuluh, mau ke PRJ mengamati pameran printing.

1 comment:

Unknown said...

Assalamu'alaikum......
Ini saya salah satu jama'ah yg ikut pengajiannya tadi di karawaci residence.
Materinya mantap, kebanyakan jama'ah yg merupakan pekerja sangat antusias, sampai-sampai sesi tanya jawabnya banyak sekali pertanyaan yg terlontar.
Jangan segan untuk berbagi pengalaman lagi nantinya ya, kami tunggu materi selanjutnya.

Wassalam
Masmon