mati, wafat, meninggal, tewas apapun itu namanya adalah sebuah kepastian yang waktunya sudah di tetapkan di Lauhil mahfudz sana. Sebagaimana Allah sudah memastikan siapa gerangan jodoh dan seberapa banyak jatah rezeki kita.
kalau kemarin orang tua, nenek atau paman, mungkin besok atau lusa adalah waktu untuk anak, sepupu, teman atau bahkan kita mendapatkan gilirannya untuk melepaskan segala kewajiban di muka bumi ini.
saat ini bolehlah kita membanggakan kecantikan atau ketampanan kita, tapi berapa lamakah itu akan bertahan, saya pernah melihat foto seorang nenek di saat mudanya, cantik sekali, seandainya saya tidak mengetahui bahwa nenek disamping adalah orang yang di foto itu maka mungkin libido kelelakian saya akan bereaksi. kita semua akan tua dan pada akhirnya akan mengakhiri tugas kekhalifahan yang Allah sematkan kepada kakek buyut Adam.
mari kita dengarkan secara perlahan lirik bait syahdu 'masih ada waktu' nya Ebiet G Ade berikut ini :
bila masih mungkin kita menorehkan bakti
atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas
mumpung masih ada kesempatan buat kita
mengumpulkan bekal perjalanan abadi
kita pasti ingat waktu tragedi yang memilukan
kenapa harus mereka yang terpilih menghadap
tentu ada hikmah yang harus kita petik
atas nama jiwa bagi mari heningkan cipta
kita mesti bersyukur bahwa kita masih di beri waktu
entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung
hanya atas kasihNya hanya atas kehendakNya
kita masih bertemu matahari
kepada rumpun ilalang kepada bintang gemintang
kita dapat mencoba meminjam catatanNya
sampai kapan kah gerangan
waktu yang masih yang tersisa
semuanya mengeleng semuanya terdiam
semuanya menjawab tak mengerti
yang terbaik hanyalah segeralah bersujud
mumpung kita masih di beri waktu
...................................................................................
ku tulis sesaat setelah subuh tadi melihat
segerombolan nenek yang ngobrol di teras masjid...
8rmdn1430h*gambar pak harto diambil dari tempe.wordpress.com/hasil pencarian dr mbah google
No comments:
Post a Comment