Wednesday, August 22, 2007

Karnaval itu memberiku pembelajaran

Merdeka berarti bebas dari kemiskinan, merdeka berarti biaya kesehatan murah, dua slogan itu begitu saja mengalir dari pemikiranku, saat umi meminta untuk mencari kalimat yang akan di tempel di karton untuk digantungkan pada leher kedua putriku.
Jujur saja kedua kalimat tersebut terinspirasi dari slogan dompet duafa yang terpampang di pinggir jalan di bilangan ciputat, dekat dengan markas bisnisku.

Wafa anak pertama kami yang sudah kelas 3 beratributkan seorang dokter yang banyak menyelamatkan pejuang kemerdekan, sedangkan adiknya, nuha yang baru masuk kelas satu berkarakter sebagai seorang petani yang mensupport logistik bagi para pejuang bambu runcing. Memang sekolah mereka pada agustus tahun ini, dalam acara karnavalnya mengambil tema kemerdekaan. Perjuangan kemerdekanaa tepatnya.

Alhamdulilah kreatiftas umi tidak lah sia-sia, nuha menyabet juara satu mengalahkan semua murid satu sekolah. Dua tahun berturut-turut wafa selalu mendapat piala untuk setiap karnaval. Memang daya kreatifitas istriku tidak pernah habis, alhamdulillah.

Tiada kemenangan tanpa kerja keras dan maksimalitas kreatifitas, tentunya juga berkat kerja tim yang mampu secara terus menerus menterjemahkan sebuah ide. Itulah yang terjadi sebelum kemenangan nuha dalam karnaval.daya kreatifitas, umi menghasilkan sebuah ide, lalu secara tim, kita satu keluarga saling sibuk menterjemahkan ide umi tersebut.

Wafa dan nuha membantu mengunting kertas-kertas, dihya yang baru berumur 3 tahun mengerti kesibukan kami sehingga tidak terlalu rewel, sedangkan ukasyah anak ke empat kami tidur lebih awal, sebagai supporting agar kita konsentrasi mengerjakan ide besar tersebut. Saat aku pulang sekitar jam 11 malam langsung di todong mencari slogan buat kedua atribut tersebut.

Berbicara kreatifitas maka kita akan berbicara juga mengenai sebanyak apa otak seseorang itu mampu menyerap informasi dari luar diri kita. Karena semakin banyak pengalaman dan informasi, maka semakin tinggi pula daya kreatifitas kita.

Dan kreatifitas tersebut perlu di trigger, agar dapat memicu sinyal-sinyal dalam otak kita utuk mengeluarkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan untuk sebuah kretifitas. Sebagaimana saya mentriger umi dengan kenangan kemenangan tahun sebelumnya, sehingga percaya diri itu muncul untuk sebuah kemenangan.

Keyakinan akan kemenangan atau keberhasilan seseorang amat dipengaruhi sejauh mana otak kita dipengaruhi bahwa nanti pasti sukses. Hal ini terbukti dengan kisah karnaval kedua anak saya diatas.

Pagi hari saat dandan dengan kostum masing-masing, wafa melihat adiknya berpakaian lebih ‘rame’ dan lebih meriah, seorang petani yang menggunakan kebaya dengan caping warna-warni, plus bakul penuh sayuran di gendongan, dia berkata, “nuha ntar pasti menang dech, soalnya bagus tuh kostumnya, biarin dech mbak wafa ntar kalah, tahun kemarin khan wafa udah menang.”

Kalimat tersebut seakan bertuah, nuha yang diberi keyakinan akan menang lalu makin percaya diri, saat berpawai pun dia sigap mengikuti instruksi bu guru, dengan semangat kemenangan dia memikul semua beban yang ada, walaupun secara phisik, nuha berbadan kecil yang selalu mengeluh cape jika di ajak jalan.

Sedangkan wafaa yang sudah men-stempel dirinya kalah, lalu seakan ada law attraction / hukum ketertarikan (dah lihat the secret khan? ) yang bekerja, berangkat dengan lunglai, tas bu dokternya tertinggal di rumah, slogan yang seharusnya menempel di dadanya, justru malah di berikan kepada temannya, praktis hanya topi perawat yang tersembul di atas jilbabnya, itupun di pakainya secara asal.

Kejadian ini kembali mengingatkanku bahwa pikiran kita amat mempengaruhi keberhasilan/kegagalan kita di masa datang. Optimisitas seseorang akan mempengaruhi kesuksesan hidupnya di masa depan.

Kita saat ini adalah hasil dari pikiran-pikiran kita di masa lalu. Dan kita di lima tahun ke depan adalah hasil dari pikiran-pikiran kita saat ini.

Allah itu, sesuai persangkaan hambanya, jika kita yakin bahwa Allah itu dekat, maka memang Allah itu dekat kepada kita. Apabila kita yakin bahwa Allah akan memberikan kita kesuksesan, maka Allah akan mensupport penuh kesuksesan kita. Berbekal keyakinan akan pertolongan Allah, maka kita akan secara optimis menatap masa depan yang gemilang. Belum percaya ?, Buktikan saja!.

Wassalam
Widoyo2016

No comments: