Bisnis, apapun bentuknya membutuhkan kerja sama dengan orang lain, tidak mungkin kita berbisnis tanpa melibatkan orang lain, untuk mendirikan sebuah usaha baru ataupun untuk menjual suatu barang absolut kita membutuhkan peran orang lain.
Oleh karena itulah maka manusia di sebut juga sebagai makhluq sosial, makhluk yang membutuhkan keberadaan orang lain.
Untuk mengikat kerja sama tersebut maka di lahirkan sejumlah kesepakatan, yang entah secara lisan ataupun tertulis, kanjeng nabi memberikan arahan apabila suatu perjanjian berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka sebaiknya di buat perjanjian dalam bentuk tertulis.
Saat memulai sebuah usaha, maka yang pertama kali diperhatikan adalah azas saling percaya, tidak akan terjalin sebuah bisnis bila rasa saling percaya tidak ada. Tidak mungkin seorang pembeli mau membeli daging sapi bila ia tidak yakin bahwa yang di belinya adalah daging sapi.
Hatta seorang yang menginvestasikan sejumlah uangnya kepada seseorang, maka yang pertama kali harus di miliki sang investor adalah dia percaya dengan yang mengelola uangnya, dia yakin bahwa uangnya akan berputar di tangan sang ahli. Sebuah malapetaka besar apabila sang pengelola mengkhianati kepercayaan investor.
Kerugian yang di tanggung sang investor tidak seberapa dibandingkan dengan kerugian si pengelola. Investor yang kehilangan sejumlah uangnya dapat di gali dari sumber lain, namun bagaimana sang pengelola mau mendapat kembali kepercayaan dalam bisnis, hancur sudah karier bisnis pengelola yang tidak amanah.
Karena kebaikan itu tidak secepat penyebaran berita buruk dari seseorang. Otomatis sejumlah investor akan berpikir berulang kali untuk bekerja sama bisnis dengan seorang yang sudah di stempel ‘tidak di percaya’ dalam bisnis. Apalah arti sebuah keahlian dagang bila sudah tidak dapat di percaya lagi.
Kepercayaan adalah nyawa sebuah bisnis, kalimat tersebut walaupun bukan sebuah hadis, namun kita sebagai pebisnis harus merenungi kata-kata diatas, berapa banyak kisah tragis sebuah kongsi dagang yang hancur hanya karena kehilangan kepercayaan diantara pelaku bisnis. Betapa menyedihkan seorang pedagang yang kehilangan banyak pelanggan setianya, hanya karena para pembeli berpindah toko, karena merasa di tipu dalam transaksinya.
Keterbukaan atau transparansi diantara pebisnis mutlak di perlukan, tanpa adanya transparansi maka akan ada prasangka-prasangka yang mengarah kepada menipisnya kepercayaan, seorang pengelola bisnis dia harus secrara terbuka melaporkan secara detail dan terbuka kas keluar masuk dari sebuah bisnis. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman dengan investor.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment