Thursday, March 19, 2009

awal sebuah bisnis ( 4 )

Allah yang maha mencipta, memang sudah merencanakan semua yang akan terjadi di dunia kita, bahkan seperti apa kita 10 tahun yang akan datang, sudah termaktub di lauhil mahfudz sana. jadi mengapa juga kita berbuat serakah jika memang kita nantinya bisa berpunya?. Bukankah keserakahan kita akan mengakibatkan kesengsaraan orang lain?

kalau kata salah seorang temen saya yang sudah berhasil dalam bisnisnya, " rezeki itu gak akan tertukar antar satu dengan yang lainnya".

Untuk itulah apabila seorang sudah mendalami dan mengalami bagaimana keberhasilan sebuah bisnis di jalankan. Maka dia tidak akan ribet dengan segala sesuatu mengenai perjanjian-perjanjian. karena kalaupun perjanjian di buat setebal 'yellow pages' tapi kalau memang tidak ada niat baik, maka bisa di pastikan bisnis tidak akan berkembang.

namun bukan berarti kita tidak membutuhkan kesepakatan-kesepakatan awal. Justru itu penting sebagai pijakan kita dalam berkarya dalam piramid bisnis kita.

yang terpenting adalah ada niatan baik dan komitmen untuk menjaga kepercayaan diantara teman kongsi bisnis.

apa-apa yang tertulis diatas mungkin belum meresap betul di antara kami, yang siang itu sudah memulai sebuah langkah.

agak kikuk memang diawalnya ketika kita menjulurkan kartu nama kita dengan jabatan direktur di tengah card name tersebut. namun lambat laun rasa malu itu hilang dengan berjalannya waktu dan bertambahnya keyakinan bahwa kita bisa dan memang sudah membuktikan, bisa!.

Setelah marketing kit sederhana sudah jadi, maka di pekan berikutnya kita bertemu kembali.

"Bang ente sudah buat garis besar isi website kita?, ane dah hubungi romi, insyaAllah dia mau bantu kita, ntar ente email ke dia aja", uwi menembak janjiku.

"alhamdulillah dah jadi ni, cuma tolong di koreksi ya, mad bisa pinjam komputer ente?"pintaku ke ahmad.

"silahkan, ayo sini disketnya aku yang buka" ahmad langsung menghidupkan komputernya.

sementara angin diluar kurang bersahabat, panasnya matahari tidak mau berkompromi, seolah-olah angin berkolaborasi dengan sengatan matahari untuk mengusir setan-setan yang berkeliaran di jalanan.

di jakarta setan beroperasi tanpa libur, siang malam mereka berjibaku mengganggu manusia yang berusaha menaati perintah tuhannya.

Bahkan dimasjidpun setan bisa beraksi dengan bebasnya, ini dibuktikan senin lalu, bada makan siang aku sholat di masjid didaerah sarinah thamrin. kebetulan siang itu aku telat, membuatku harus sholat di barisan agak kebelakang.

satu barisan denganku, dibatasi 3 jamaah di sebelah kananku, ketika bangkit dari sujud dengan jelas aku melihat tangannya mengambil sesuatu dari kantong celana orang di depannya. sepertinya sebuah hp. berani sekali ini orang. setan sudah membutakan akal sehatnya. kontan aku lihat lelaki yang di depanya itu kaget dan membatalkan sholatnya. dan langsung mencak-mencak kepada si pencuri yang juga lantas membatalkan sholatnya.

dilain waktu ketika rehat setelah seharian aku keliling jakarta, waktu itu aku masih sebagai teknisi. bersama teman-teman aku konkow di sebuah warung kopi, walaupun aku nggak ngopi. hadi temanku bercerita bahwa ketika ada kerjaan di sebuah rumah sakit di daerah tebet. pas dzuhur dia sholat di masjid rumah sakit itu. Handphone siemen yang bentuknya persegi panjang warna hitam, aku lupa seri berapa, yang pasti itu hp lumayan bonafid di kala itu.

HP kesayangan semua temen2 teknisi tersebut dia letakkan di depan dia, agak kebelakang, yang kalau dia sujud, hp tersebut berada di samping pahanya. nah, ketika sujud itulah musibah tersebut berlangsung, tidak tahu kenapa, tiba-tiba hp nya tertutupi sebuah buku yang entah dari mana datangnya. Dia pikir itu buku orang yang terjatuh tanpa sengaja, karena memang di masjid itu banyak orang.

Setelah salam, dia penasaran, diambilnya buku tersebut, mukanya hadi merah padam, panik, dan pasrah...., terbayang diotaknya, bulan depan bakalan kena potongan gaji. Hp siemen kesayangan semua temen-temennya sudah berubah menjadi hp mainan anaknya iskandar, teman kami yang sudah mempunyai jagoan berumur tiga tahun.

mendengar kisah itu kami semua sontak terbahak-bahak, ada dua hal alasan kenapa kami tertawa, satu karena cerita itu lucu. kedua karena biasanya memang kita akan senang apabila ada teman yang ketiban sial. dan ini adalah salah satu penyakit yang ditiupkan para setan keparat itu.

kembali ke cerita pokok.

setelah website oke, jadinya makin pede untuk berjualan. kita berbagi tugas, kita list semua teman-teman yang bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. kita list semua perusahaan calon klien kita. keta klasifikasi berdasarkan kemungkinan jadi customer. kriteria kelas A adalah ; satu kita punya temen seangkatan di perusahaan itu, dua perusahaan tersebut bergerak dibidang yang memang kita bisa masuk.
kelas B dan C kira kira lebih jauh dari itu.

hari-hari setelah itu adalah hari marketing, SMS dan telepon gak berhenti, bendera telah di kerek, biarlah orang-orang melihat bendera itu. Biarlah semua orang mengetahui bahwa kita sudah punya sebuah usaha.

kalau boleh meminjam istilah bola mania, dewi fortuna mengintip kita, ketika sebuah telepon masuk, dari bang tono!.

"assalamualaikum...."

"wa alaiku salam, bang tono ya...?" kata ku basa basi, padahal aku sudah tahu.

"iya, gimana kabarnya bambang" ah abang kita ini selalu kalau memanggil aku dengan nama lengkap. bambang.

"alhamdulillah baik bang, abang sehat juga khan?".

" iya, kabarnya kamu bikin usaha sendiri ya?

" eee iyya bang, coba-coba aja sapa tahu bisa nambahin uang dapur " kataku datar, nada-nadanya mau ngasih order nich.

"bisa gak kamu ke kantor aku, ada peluang ni, kebetulan kita lagi butuh beberapa modem dan voice, kamu bisa ngadain khan?"

"bisa bang", kataku mantap, padahal belum ada gambaran sumbernya.

kalau kata temanku yang sudah lama berbisnis, di awal sebuah usaha kita harus bisa meyakinkan pelanggan dulu, urusan dapur belakangan, yang penting tangkep dulu ikannya.

"ya udah lusa bisa gak?"

"sebentar bang aku lihat jadwal shiftku...., alhamdulillah bisa bang, aku shift tiga lusa" hatiku sumringah.

"oke di tunggu ya lusa semoga ini jadi rejeki bambang", ah indahnya bila nama kita di ucapkan secara utuh.

"baik pak, eh bang, lusa aku sama ahmad ke kantor bang tono".

****8****

pagi itu sangat cerah, embun yang semalam menguasai dinginnya subuh sudah mulai menguap, entah kebagian mana di langit sana, untuk kemudian kembali lagi ke bumi dalam bentuk hujan.
awan tipis bertebaran seolah berkata kepada matahari, wahai matahari siramilah bumi dengan panasmu, agar manusia yang mudah bersyukur ditambah rezekinya, dan manusia yang bersabar, disegerakan rezekinya.

aku dan ahmad berboncengan, motor honda yang kubeli tahun 97, setahun setelah bekerja, bangga sekali kala itu, ketika sebuah mobil pick up mengantarkan hondaku, seminggu ku pajang di ruang tamu. aku belum berani menaiki sampai STNK jadi. waktu itu harganya 4 jutaan, satu juta tabunganku di tambah satu juta tabungan simbok dan dua juta lebihnya aku pinjam ke koperasi. dunia serasa sudah di genggaman tatkala kita bisa menaiki motor sendiri.

sesampai di kantornya bang tono, aku mencari wc umum, dari dalam tas yang agak kumel, aku keluarkan sebuah dasi, ya sebuah dasi berwarna biru dangan bercak hitam di tengahnya. dasi ini adalah dasi yang kupakai ketika nikah dulu. sedangkan ahmad menggunakan dasi warna merah.
kata orang agar terlihat keren maka kita harus pake dasi. melambangkan kalau kita adalah bos.
rambut yang agak berantakan kubasahi dengan air wastafel. efek tanconya sudah hilang, pikirku. obat ganteng kukeluarkan dari saku belakang. dan abrakadabra... dua orang pengusaha siap maju ke ring!.

udahan dulu.. mau takziyah.

No comments: