Bismillah...
Sore ini perjalanan cirebon jakarta via cirex. ..di dalam kereta selain membaca, kegiatan yang mengasyikan adalah menulis.
Kali ini saya akan bercerita bertemakan anak.
Seharian ini saya menghabiskan waktu bersama kedua anak saya yang nyantren di husnul. Yang pertama kelas 12 yang kedua kelas 10. Mereka sudah besar.
Seharian ini saya menghabiskan waktu bersama kedua anak saya yang nyantren di husnul. Yang pertama kelas 12 yang kedua kelas 10. Mereka sudah besar.
Tidak terasa 17 tahun lalu saat pertama kali istriku melahirkan, aku menjadi ayah, belum genap usiaku 23 tahun.
Waktu begitu cepat bergegas, tidak memiliki ruang untuk negosiasi. Tiba-tiba sudah tua.
Waktu begitu cepat bergegas, tidak memiliki ruang untuk negosiasi. Tiba-tiba sudah tua.
Ketika sudah berumur 40 tidak mungkin meminta kembali ke usia 30.
Yang bisa kita nego adalah bagaimana nasib 5 atau 10 tahun kedepan.
Yang bisa kita nego adalah bagaimana nasib 5 atau 10 tahun kedepan.
Nasib kita kedepan di tentukan bagaimana memilih tombol takdir. Ada ruang bagi kita untuk berijtihad terhadap masa depan. Sebagaimana umar memilih jalur memutar kampung yang sedang kena wabah penyakit. saat di tanya salah seorang sahabatnya, mengapa mengambil jalan berputar, bukankah jika Allah mentakdirkan kita sehat tidak akan kena wabah? , beliau menjawab bahwa kita sedang menghindari satu takdir untuk menuju takdir yang lain.
Kembali ke tema anak...,
Berbeda cara mengakrabi anak yang sudah SMA dengan yang masih TK.
Kita tidak bisa menumpahkan hasrat ke-ayah-an kita sebebas saat mereka masih balita.
Mereka sudah dewasa, sudah memiliki kematangan berpikir, memiliki emosi, memiliki visi sendiri.
tidak ingin lagi ungkapan kasih sayang yang lebay. Ada cara tersendiri yang lebih indah bagi mereka.
Ada cara lain mengungkapkan rasa ayah kita kepada mereka. Dan cara itu juga asyik.
Berbeda cara mengakrabi anak yang sudah SMA dengan yang masih TK.
Kita tidak bisa menumpahkan hasrat ke-ayah-an kita sebebas saat mereka masih balita.
Mereka sudah dewasa, sudah memiliki kematangan berpikir, memiliki emosi, memiliki visi sendiri.
tidak ingin lagi ungkapan kasih sayang yang lebay. Ada cara tersendiri yang lebih indah bagi mereka.
Ada cara lain mengungkapkan rasa ayah kita kepada mereka. Dan cara itu juga asyik.
Saran saya kepada teman-teman yang anaknya masih kecil. Sering-seringlah memeluk mereka. Ajak mereka bermain diluar. Pada saatnya anda akan menyesali kenapa tidak memaksimalkan kebersamaan dengan mereka.
Terakhir mintalah sama Allah agar Dia memberi kita ilham bagaimana menyiapkan anak-anak menjadi manusia utama. Hamba Allah yang memberi manfaat buat alam sekitar. umat muhammad yang sepanjang hidupnya memberi kebaikan, bahkan ketika mereka sudah berkalang tanah.
Itu cerita saya sore ini, semoga ada manfaatnya. Terima kasih.
#ditulis
2september2015
No comments:
Post a Comment